harianmerapi.com - Hati manusia bisa menjadi mati meski jasadnya dalam kondisi hidup. Kondisi ini disebut qalbun mayyit.
Matinya hati ada penyebabnya. Hati yang mati atau qaswah al-qalb merupakan penyakit berbahaya yang terjadi dengan sebab-sebab tingkah laku pemiliknya.
Jika ada hati mati, ada pula dikenal dengan hati yang sehat atau qalbun salim dan ada pula hatinya sakit atau qalbun maridh.
Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 7: Uang Bisa Membeli Segalanya
Kondisi hati manusia ini sesuai dengan sikap pemiliknya dan kemampuan dalam menjaganya.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri dalam Ensiklopedi Manajemen Hati menuliskan hati adalah anggota badan yang letaknya di sebelah kiri dada dan merupakan bagian terpenting bagi pergerakan darah.
Hati inilah yang dapat memahami dan mengenal Allah serta segala hal yang tidak dapat dijangkau angan-angan.
Hati disebut juga dengan qalbun karena sifatnya yang berubahubah. Hati ibarat cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu.
Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno
Hati juga butuh nutrisi seperti halnya badan, bahkan melebihi kebutuhan badan terhadap makanan dan minuman. Jika rumah adalah tempat bernaung bagi jasad, maka hati ibarat rumah bagi jiwa dan jasad sekaligus.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menuliskan ada lima sebab-sebab keras atau matinya hati yakni :
1. Ketergantungan hati kepada dunia serta melupakan akhirat.
Orang yang terlalu mencintai dunia melebihi akhirat, maka hatinya akan tergantung terhadapnya, sehingga lambat laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya merasa berat untuk menjalankan ibadah.
Baca Juga: Rezeki Tak Kemana 1: Dizalimi Saudara Sendiri
2. Lalai.
Lalai merupakan penyakit yang berbahaya apabila telah menjalar di dalam hati dan bersarang di dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga hati akhirnya menjadi keras dan terkunci.
Allah Ta’ala berfirman, ”Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. An-Nahl: 108)