HARIAN MERAPI - Ada sembilan cara mengajar guru di kelas untuk melahirkan peserta didik memiliki kreativitas tinggi dan berkarakter.
Pembelajaran kreatif adalah kegiatan belajar mengajar yang membangun pengetahuan dan mengembangkan kemampuan menggunakan proses kreatif, dimana teori, ujian, cerita, solusi, analisis, dan desain pembelajaran tidak hanya sekadar untuk menghafal informasi.
Pembelajaran kreatif adalah saat siswa bisa menggunakan imajinasi dan pemikiran kritis untuk menciptakan ide baru yang bermakna.
Baca Juga: SMA Muhi Yogyakarta Menggelar Pentasyarufan Hewan Kurban pada Idul Adha 1444 H di Wonosobo
Melalui pembelajaran ini, peserta didik tidak hanya diajarkan untuk mengulang apa yang telah dipelajari, tetapi juga belajar untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menemukan solusi dari berbagai masalah yang ditemukan.
Dalam menciptakan pembelajaran kreatif, seorang guru harus mampu memilih materi yang sesuai dengan kemampuan siswa, menentukan metode pembelajaran yang bisa memudahkan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan,
menggunakan media pembelajaran yang efektif sehingga memperlancar proses belajar mengajar, serta mampu menentukan evaluasi yang tepat untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Feldhusen dan Treffinger sebagaimana dikutip oleh Imam Musbikin membeberkan ada sembilan cara mengajar di kelas agar peserta didik dapat mengembangkan kreativitas secara maksimal dan berkarakter; yaitu:
Pertama, di dalam pembelajaran, guru lebih bertugas sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, guru lebih bertugas sebagai orang yang mendorong siswa untuk mengembangkan ide/inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru.
Baca Juga: Tradisi Grebeg Besar sebagai upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di DIY
Sentral dalam kegiatan pembelajaran tetap pada diri perseta didik, bukan pada guru.
Kedua, guru memberikan rangsangan dan dukungan dalam konteks yang tepat dan tidak cepat memberikan kritik kepada kesalahan peserta didik.
Guru yang terlalu banyak memberikan kritik kepada anak didik akan menjadikan mereka tidak memiliki kepercayaan diri dan akhirnya tidak dapat berkembang secara maksimal.
Ketiga, gagasan-gagasan baru dari semua siswa harus diterima secara terbuka serta berusaha untuk memahaminya.