HARIAN MERAPI - Lima landasan filosofis mengajar anak usia dini berbasis lingkungan alam, di antaranya dalah pengajaran lebih efektif menggunakan media sesungguhnya.
Alam semesta tempat kita hidup sementara di dunia ini adalah karya besar dari Allah SWT.
Alam semesta ini diciptakan untuk dimanfaatkan manusia demi tujuan-tujuannya, sedangkan tujuan terakhir manusia untuk mengabdi kepada Allah, bersyukur kepada-Nya, dan menyembah hanya kepada-Nya saja.
Baca Juga: 42 orang diduga keracunan usai santap gulai kambing di Gamping Sleman, ini kronologinya
Firman Allah SWT: “Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah; 2:29).
Juga firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat; 51:56).
Sedikitnya ada lima landasan filosofis diterapkannya pembelajaran berbasis alam bagi anak usia dini; yakni:
Pertama, pengajaran lebih efektif kalau menggunakan media atau barang yang sesungguhnya.
Bahan-bahan pengajaran yang ada di lingkungan sekitar anak akan lebih mudah diingat, dilihat, dan dipraktikkan sehingga kegiatan pengajaran menjadi berfungsi lebih praktis. Diriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA katanya:
“Para sahabat belajar menggunakan air untuk mandi dari Rasulullah SAW. Sebagian dari mereka berkata: Aku menuangkan air ke kepalaku begini, begini.
Lalu Rasulullah bersabda: Aku menyiram kepalaku dengan air yang diciduk dengan menggunakan tapak tangan sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Kedua, pendidikan harus mengembangkan kemampuan-kemampuan alami atau bakat/pembawaan anak dan berlangsung dalam alam.
Mendidik anak bukanlah mengajar anak secara formal atau langsung, melainkan memberikan kesempatan anak usia dini untuk melakukan ekspositori (penyajian) dan diskoveri (penemuan).