Merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah, di antaranya meluruskan niat

photo author
- Sabtu, 24 Juni 2023 | 17:00 WIB
Merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah, di antaranya meluruskan niat (Dok. Pribadi)
Merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah, di antaranya meluruskan niat (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI- Dalam merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah, salah satunya adalah meluruskan niat.

Allah SWT menciptakan manusia secara berpasang-pasangan antara suami dan istri untuk mendapatkan ketenangan, ketenteraman, dan penuh kasih sayang.

Hal ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah dan nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa mengambil pelajaran (QS. Ar-Rum; 30:21).

Baca Juga: Mudahkan masyarakat peroleh keadilan, Pengadilan Agama Bantul gelar sidang keliling

Ketika ada orang yang menikah, Rasulullah SAW selalu membaca doa “barakallahulaka wa baraka’alaika wajama’a bainakuma fii khair” yang artinya

“Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan”.

Dalam Islam, semua proses pra-nikah mulai dari niat menikah, khitbah, walimah merupakan pengkondisianagar pernikahan yang terjadi benar-benar sebuah pernikahan yang kokohdan bermuara kepada keluarga yang harmonis dan penuh cinta kasih.

Secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, meluruskan niat menikah. Sebagai bagian dari ibadah, pernikahan adalah media pengharapan untuk segala kebaikan dan kemaslahatan. Tujuan dan visi pernikahan terekan dalam hadits berikut ini:

Baca Juga: Nurul Ghufron : Pungli di rutan KPK sudah cukup lama, namun sulit terdeteksi, ini sebabnya

“Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, bersabda: “Seorang perempuan biasanya dinikahi karena empat hal; hartanya, statusnya, kecantikannya, dan agama (din)-nya. Maka pilihlah perempuan yang memiliki din agar kamu terbebas dari petsoalan.” (HR. Bukhari).

Kedua, persetujuan kedua mempelai. Hadits Nabi Muhammad SAW: “Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya. Sang ayah berkata: Ada seorang perempuan muda datang ke Nabi saw, dan bercerita:

“Ayah saya menikahkan saya denga anak saudaranya untuk mengangkat derajatnya melalui saya”.

Nabi saw memberikan keputusan akhir di tangan sang perempuan. Kemudian peempuan itu berkata:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X