"Lalu darimana aku memberi nafkah untuk keluargaku?"
Mendengar jawaban yang arif dan bijaksana dengan ketulusan yang tinggi ini, Umar Bin Khatab pun lalu mengajak Abu Bakar menemui sahabat lain pengelola Baitul Mal, yakni Abu Ubaidah untuk menetapkan pendapatan khalifah.
Sejak saat itu menurut sumber literasi peradaban Islam, seorang khalifah digaji yang hanya cukup untuk hidup sederhana.
Baca Juga: Dukungan ke Erick Thohir terus mengalir, sehari satu akun capai 4,8 juta view!
Namun sungguh luar biasa ahklak khalifah Abu Bakar ini, di akhir hayatnya sebelum ajal menjemputnya, Abu Bakar berpesan kepada keluarganya, untuk mengembalikan semua gaji yang diterimanya kepada negara, yang dikisahkan jumlahnya 6.000 dirham ke pengelola Baitul Mal.
Melihat ini Umar Bin Khatab, berkata "Ia Abu Bakar membuat orang setelahnya kepayahan atau kelalahan."
Maksudnya saking arifnya khalifah Abu Bakar membuat pemimpin setelahnya akan terlalu berat meneladaninya.
Itulah kisah Abu Bakar betapa hebatnya beliau, pemimpin sekarang seperti apa?
Baca Juga: Kuota mudik gratis Jateng, hanya dalam hitungan menit sudah habis
Sikap Abu Bakar ini bisa untuk ditiru tidak usah mutlak, cukup sebagian kecil atau sedikit saja sudah bisa untuk menata sebuah negara di zaman sekarang dengan sangat baik.
Mampukah pemimpin zaman sekarang menirunya? *