mimbar

Anak-anak dan remaja belajar dari lingkungan sosialnya

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi Anak-anak dan remaja belajar dari lingkungan sosialnya (Dok. Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si)

Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan-perbedaan individual dalam menghadapi perilaku kekerasan seperti kemampuan mengendalikan diri dan konsep diri negatif.

Pada perkembangan berikutnya, belajar agresi melalui model tidak hanya yang langsung di mata penontonnya. Melalui media massa hal itu juga bisa dilakukan, misalnya melalui televisi. Tayangan-tayangan yang penuh dengan kekerasan tampaknya menjadi salah satu hal yang memicu agresivitas.

Sebuah penelitian di Indonesia terhadap 150 pelajar yang dilakukan oleh Widyastuti mengungkapkan bahwa jenis film tertentu memperlihatkan efek yang signifikan terhadap agresivitas penonton.

Temuan ini diperkuat oleh penelitian dari Badingah yang mengungkapkan adanya kaitan antara pola asuh, tingkah laku agresif orangtua, dan kegemaran remaja menonton film keras dengan tingkah laku remaja.

Albert Bandura memiliki pandangan tentang perilaku agresif pada remaja melalui Teori Belajar Sosialnya. Menurutnya, perilaku agresif pada remaja dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka, termasuk keluarga dan teman sebaya.

Remaja dapat belajar perilaku agresif dengan mengamati orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka mungkin meniru perilaku agresif yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya, seperti di rumah atau di media sosial.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresif pada remaja menurut Bandura adalah: (1) Pengamatan: Remaja dapat belajar perilaku agresif dengan mengamati orang lain yang melakukan perilaku tersebut,

(2) Penguatan: Perilaku agresif dapat diperkuat jika remaja mendapatkan perhatian atau reward dari lingkungan sekitarnya, dan (3) Lingkungan: Lingkungan sosial remaja, termasuk keluarga dan teman sebaya, dapat mempengaruhi perilaku agresif mereka.

Dalam mengatasi perilaku agresif pada remaja, Bandura menyarankan beberapa strategi, seperti: (1) Modeling: Orang dewasa harus menjadi contoh yang baik bagi remaja dengan menunjukkan perilaku yang positif,

(2) Penguatan positif: Memberikan penguatan positif kepada remaja ketika mereka menunjukkan perilaku yang positif, dan (3) Pengelolaan emosi: Mengajarkan remaja untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat.

Dengan memahami teori Bandura, kita dapat membantu remaja mengembangkan perilaku yang lebih positif dan mengurangi perilaku agresif . *

Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta

 

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB