Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan-perbedaan individual dalam menghadapi perilaku kekerasan seperti kemampuan mengendalikan diri dan konsep diri negatif.
Pada perkembangan berikutnya, belajar agresi melalui model tidak hanya yang langsung di mata penontonnya. Melalui media massa hal itu juga bisa dilakukan, misalnya melalui televisi. Tayangan-tayangan yang penuh dengan kekerasan tampaknya menjadi salah satu hal yang memicu agresivitas.
Sebuah penelitian di Indonesia terhadap 150 pelajar yang dilakukan oleh Widyastuti mengungkapkan bahwa jenis film tertentu memperlihatkan efek yang signifikan terhadap agresivitas penonton.
Temuan ini diperkuat oleh penelitian dari Badingah yang mengungkapkan adanya kaitan antara pola asuh, tingkah laku agresif orangtua, dan kegemaran remaja menonton film keras dengan tingkah laku remaja.
Albert Bandura memiliki pandangan tentang perilaku agresif pada remaja melalui Teori Belajar Sosialnya. Menurutnya, perilaku agresif pada remaja dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka, termasuk keluarga dan teman sebaya.
Remaja dapat belajar perilaku agresif dengan mengamati orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka mungkin meniru perilaku agresif yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya, seperti di rumah atau di media sosial.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresif pada remaja menurut Bandura adalah: (1) Pengamatan: Remaja dapat belajar perilaku agresif dengan mengamati orang lain yang melakukan perilaku tersebut,
(2) Penguatan: Perilaku agresif dapat diperkuat jika remaja mendapatkan perhatian atau reward dari lingkungan sekitarnya, dan (3) Lingkungan: Lingkungan sosial remaja, termasuk keluarga dan teman sebaya, dapat mempengaruhi perilaku agresif mereka.
Dalam mengatasi perilaku agresif pada remaja, Bandura menyarankan beberapa strategi, seperti: (1) Modeling: Orang dewasa harus menjadi contoh yang baik bagi remaja dengan menunjukkan perilaku yang positif,
(2) Penguatan positif: Memberikan penguatan positif kepada remaja ketika mereka menunjukkan perilaku yang positif, dan (3) Pengelolaan emosi: Mengajarkan remaja untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat.
Dengan memahami teori Bandura, kita dapat membantu remaja mengembangkan perilaku yang lebih positif dan mengurangi perilaku agresif . *
Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta