HARIAN MERAPI - Adab menuntut ilmu dalam Islam meliputi niat ikhlas karena Allah, bersungguh-sungguh, berdoa, dan menjauhi maksiat. Adab lain adalah rendah hati, menghormati guru, selektif memilih teman dan guru, serta bersikap sopan dan menjaga kebersihan.
Adab ini penting agar ilmu yang dipelajari berkah, bermanfaat, dan dapat diamalkan dengan baik. Lima keutamaan orang berilmu antara lain derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT,
dimudahkan jalannya menuju surga, lebih takut kepada Allah SWT, akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat, serta memiliki pahala yang kekal. Keutamaan ini berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis.
Berikut ini beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan adab menuntut ilmi untuk
mencapai keberkahan dan kebijaksanaan dalam hidup; yakni:
Pertama, perintah sebagaian manusia menjadi pencari ilmu, tidak semua ke medan perang.
Firman Allah SWT: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. At-Taubah; 9:122).
Kedua, Nabi Musa sebagai calon murid sangat menjaga kesopanan dan merendahkan hati.
Beliau menempatkan dirinya sebagai orang yang bodoh dan mohon diperkenankan mengikutinya, supaya Khidir sudi mengajarkan sebagian ilmu yang telah diberikan kepadanya.
Firman Allah SWT: “Musa berkata kepada Khidhr, ''Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (QS. Al-Kahfi; 18:66).
Ketiga, Allah SWT melarang orang-orang beriman untuk mengikuti perkataan atau perbuatan
yang tidak diketahui kebenarannya. Larangan ini mencakup seluruh kegiatan manusia itu sendiri, baik perkataan maupun perbuatan.
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia, Pemkab Sleman gelar apel akbar hingga bagikan alsintan
Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra; 17:36).
Keempat, perintah untuk menghayati dan memahami ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang
berakal sehat menggunakan akal budinya untuk mendapat pelajaran darinya dan mengamalkan
kandungannya.
Firman Allah SWT: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad; 38:29).
Kelima, Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya.)
apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Al-Qur'an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah).
Baca Juga: PKB Temanggung Ingatkan Media Buat Pemberitaan yang Sejuk, Inovatif dan Edukatif
Firman Allah SWT: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq; 96:1-5).