HARIAN MERAPI - Perkembangan sosial anak usia dini merupakan perkembangan yang diperoleh melalui pengaruh dari orang-orang terdekatnya. Perkembangan sosial ini sangat bergantung pada individu yang bersangkutan, peran dari orang tua di rumah, serta lingkungan masyarakat sekitarnya.
Anak usia dini dikatakan memiliki perkembangan sosial yang baik manakala dia dapat hidup bersosial secara baik dengan cara senantiasa berinteraksi dengan baik dengan orang-orang terdekatnya, tidak terkecuali dengan teman sebayanya.
Anak usia dini akan selalu hidup dalam kelompoknya, sehingga perkembangan sosial anak usia dini mutlak bagi setiap orang untuk mempelajarinya, beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan anak.
Baca Juga: Gandeng TNI dan Polri, Lapas Sleman gelar razia deteksi dini gangguan Kamtib
Anak usia dini yang memiliki jiwa sosial tinggi ditandai dengan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar secara mudah dan benar. Penyesuaian diri yang benar merupakan faktor yang sangat membantu anak usia dini untuk memperkembangkan dirinya secara maksimal.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak usia dini; di
angtaranya:
Pertama, keluarga. Keluarga merupakan salah satu lingkungan pertama dan utama yang
berperan penting dalam menstimulus aspek perkembangan anak, tidak terkecuali dengan
perkembangan sosialnya.
Keluarga harus bisa memberikan lingkungan yang kondusif kepada anak agar mereka bisa bergaul dengan nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Keluarga/orang tua yang peduli dan tidak abai terhadap perkembangan dan keberhasilan anak usia dini akan selalu memperhatikan kepentingan sosialisasi anak dengan cara memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialmya secara intensif dan berkesinambungan.
Baca Juga: BRI Masuk Top 50 Emiten BigCap dengan Penerapan GCG Terbaik pada Ajang IICD Award 2025
Kedua, lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat adalah tempat anak usia dini untuk
bersosialisasi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial (homo homini socius), anak usia dini tidak dapat hidup sendirian.
Lingkungan sosial dapat memberikan sumber kehidupan agar anak dapat hidup sejahtera dan sentosa. Teristimewa dengan perkembangan sosialnya, anak usia dini sangat membutuhkan lingkungan sosial yang kondusif untuk mengasah kecerdasan sosialnya.
Dengan rasa sosial yang tinggi, anak usia dini akan senantiasa terbuka untuk menerima segala informasi dan arahan dari lingkungan sosialnya. Pada akhirnya pada dirinya tumbuh kecerdasan sosial yang baik.
Ketiga, kematangan (maturation) anak. Kematangan anak usia dini dimaknai sebagai
terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini menuju
struktur tingkah laku yang lebih tinggi.
Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan yang telah dilakukannya. Kematangan fisik dan psikis anak usia dini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses bersosialisasi, dan akan membawa anak usia dini mampu menciptakan interaksi yang bagus dengan lingkungannya.