Keempat, status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi adalah tinggi rendahnya
prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan yang menggambarkan posisi atau kedudukan suatu keluarga masyarakat berdasarkan status sosialnya.
Kondisi sosial ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial keluarga dalam masyarakat. Anak usia dini akan berperilaku sesuai dengan apa yang telah ditanamkan oleh keluarga sesuai status sosial ekonominya. Anak usia dini dengan latar belakang sosial ekonomi yang lebih baik cenderung lebih mudah untuk melakukan sosialisasi dengan lingkungan sosialnya.
Kelima, pendidikan anak. Pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini dari keluarga,
sekolah maupun masyarakat yang baik akan berfungsi sebagai pondasi pada diri anak usia dini yang akan membentuk masa depannya dengan penuh kecerahan dan kegemilangan.
Melalui pendidikan, anak usia dini akan belajar mengolah kemampuan kognitif sekaligus sosialnya dan mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Anak usia dini yang dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dengan baik melalui pendidikan yang diperolehnya akan membawa dirinya pada kehidupan yang harmonis dengan lingkungan sosial, kapasitas mental emosi dan inteligensianya.
Keenam, kemampuan berfikir anak. Berpikir adalah memberikan gambaran adanya sesuatu
yang ada pada diri seseorang. Sesuatu yang merupakan tenaga yang dibangun oleh unsur-unsur dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas.
Pengertian berpikir secara umum adalah aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Kemampuan berfikir anak usia dini dapat mempengaruhi banyak hal bagi anak yang bersangkutan, di antaranya, kemampuan belajar, memecahkan masalah dan berbahasa. Perkembangan kognisi sangat berpengaruh pada perkembangan sosial.
Anak dengan intelegensi yang tinggi akan mampu berbahasa dengan baik, maka dari itu ketika ketiganya berkembang dengan seimbang maka akan membantu menentukan keberhasilan sosial anak.
Ketujuh, pengalaman sosial awal. Pengalaman sosial awal anak dapat mempengaruhi
perkembangan sosialnya di masa depan. Anak yang memiliki pengalaman sosial yang positif
cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menyediakan pengalaman sosial awal yang positif dan mendukung perkembangan sosial anak.
Kedelapan, sikap dan kebiasaan orang tua. Sikap dan kebiasaan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Orang tua yang otoriter atau terlalu melindungi dapat menghambat perkembangan sosial anak. Orang tua yang konsisten dalam memberikan aturan dan konsekuensi dapat membantu anak mengembangkan kemampuan sosial yang baik, seperti
kemampuan mengikuti aturan dan menghormati orang lain.
Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak usia dini
adalah: (1) Tingkah Laku Agresif: Tingkah laku agresif dapat menghambat perkembangan sosial
anak, (2) Daya Suai yang Kurang: Anak yang memiliki daya suai yang kurang dapat mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain,
(3) Pemalu: Sikap pemalu dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain, (4) Perilaku Berkuasa: Perilaku berkuasa dapat mempengaruhi hubungan anak dengan teman sebaya, dan (5) Perilaku Merusak: Perilaku merusak dapat mempengaruhi hubungan anak dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasihat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta