HARIAN MERAPI- Kata kurban berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat.
Dalam kata lain, kurban artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT melaui ritual penyembelihan binatang ternak.
Ibadah kurban merupakan salah satu praktik agama yang memiliki kedalaman makna dan filosofi yang sangat penting untuk dipahami oleh umat Islam.
Baca Juga: Sholat Idul Adha Hari Jumat, Masih Wajibkah Menggelar Sholat Jumat?
Lebih dari sekadar sebuah tradisi, kurban mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan yang mendalam. Penting bagi umat Islam untuk memahami makna dan filosofi di balik ibadah kurban agar dapat melaksanakannya dengan penuh penghayatan dan kesadaran.
Ibadah kurban mengajarkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan, umat Islam diingatkan akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.
Ini mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya memperhatikan kaum lemah dan mendorong terciptanya keadilan sosial dalam masyarakat.
Dengan cara ini, ibadah kurban tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia, sekaligus sarana yang paling ampuh untuk pembentukan karakter generasi mendatang yang lebih kuat dan tangguh.
Ibadah kurban juga mengandung pesan tentang pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan kesetiaannya kepada Allah.
Keluarga Ibrahim AS telah lulus dalam usaha mempertahankan akidah dan kita dituntut untuk meneladani bagaimana Nabiyullah Ibrahim mendidik keluarganya dalam hal pendidikan karakter generasi mendatang.
Keluarga ideal sebagaimana Firman-Nya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum; 30:21).
Kurban dan keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim dapat dilihat dari beberapa aspek: (1) ketaatan: Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT dengan bersedia melakukan perintah Allah, meskipun itu berarti mengorbankan putra kesayangan,
Baca Juga: 270 Warga binaan Lapas Cebongan peringati Hari Raya Idul Adha 2025, enam ekor hewan kurban disiapkan
(2) keikhlasan: Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan kurban dengan keikhlasan dan tanpa pamrih, hanya untuk mencari ridho Allah SWT,