HARIAN MERAPI - Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Belajar adalah proses untuk mencapai jalan kesuksesan, dengan belajar seseorang mampu
menerjemahkan, memahami, dan meneliti, serta dapat bijaksana dalam menyikapi segala yang
dihadapi dalam kehidupannya.
Di dalam anak belajar, dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang
berbeda antara satu anak dengan yang lainnya. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul sejalan
dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga berkembang dan bervariasi.
Baca Juga: Hadapi Tantangan Dunia Kerja, Gen Z Perlu Kemampuan Beradaptasi dengan Cepat
Menurut Dr. Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, salah satu jenis belajar anak di sekolah yang banyak menentukan kesuksesan anak di masa depan adalah problem solving (pemecahan masalah), yakni belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.
Metode pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih anak menghadapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Metode pengajaran problem solving merupakan pendekatan popular dalam pembelajaran yang memungkinkansiswa memahamai konsep baru denghan praktik.
Pendekatan ini memberikan siswa contoh dan situasi dunia nyata, sehingga mereka dapat
melihat bagaimana teori di balik suatu konsep atau keterampilan bekerja dalam praktik.
Baca Juga: Ini mitos tentang cacar yang harus diluruskan
Adapun langkah-langkah dalam metode problem solving dimulai dari: (1) Menyiapkan
isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan (2) Menyajikan masalah (3) Mengumpulkan data
atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut (4)
Merumuskan hipotesis (5) Menguji hipotesis dan (6) Menyimpulkan.
Adapun jenis belajar lain yang biasanya diterapkan di sekolah adalah:
Pertama, belajar abstrak. Belajar abstrak adalah pembelajaran yang mempelajari perihal
konsep dan teori-teori akan suatu hal. Beberapa contoh belajar abstrak meliputi belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan ilmu agama seperti ilmu tauhid dan sejenisnya.
Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
Baca Juga: Terpaksa dievakuasi dari pos 2, pendaki asal Sukoharjo terpeleset di Kawah Gunung Lawu
Kedua, belajar keterampilan. Belajar keterampilan adalah suatu sistem, metode dan teknik yang baik dikuasai oleh siswa tentang materi pengetahuan atau materi belajar yang disampaikan oleh
guru secara tangkas, efektif dan efisien, yang tentunya keterampilan belajar tersebut harus dilatihkan sehingga siswa menjadi terampil dalam menjalani berbagai keterampilan yang dibutuhkan bagi perkembangan hidupnya.