syiar

Bulan Ramadhan saatnya bertaubat, bulan mulia yang ditunggu

Senin, 11 Maret 2024 | 13:00 WIB
Ilustrasi (foto :pixabay)

HARIAN MERAPI - Bulan Ramadhan merupakan bulan suci dan saatnya bertaubat. Bulan suci Ramadhan sebagai bulan untuk merenung atas apa yang telah dikerjakan manusia.

Manusia adalah tempatnya lalai, maka itu bulan suci ini menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk melakukan taubat nasuha, kembali kepada Allah.

Jika jiwanya tidak bergerak di bulan ramadhan, atau di musim yang mulia ini maka kapan akan bergerak.

Baca Juga: Pesawat bawa sembako jatuh di Nunukan, begini kondisi dua korban

Dan jika seorang hamba tidak kembali kepada Allah pada bulan yang berkah ini maka kapan akan kembali.


Perlu diketahui manusia yang lalai dalam kehidupannya mereka mengisi pagi hari dan sore harinya dengan berfoya-foya, berlebih-lebihan dalam bermain, begadang, tidur-tiduran, malas-malasan, kezaliman, dan perbuatan dosa.

Dalam sunan At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW bersabda

“Pada awal masuk malam bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, dan juga jin-jin yang jahat. Pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada satu pun pintu neraka dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satupun pintu surga ditutup. Maka menyerulah seorang penyeru: ‘Wahai yang menginginkan kebaikan, datanglah. Dan wahai yang mengingin kan keburukan, tinggalkanlah.’ Allah memiliki orang-orang yang dibe baskan dari neraka. Dan itu terjadi pada setiap malam di bulan Ramadhan.”

Baca Juga: Kapal kayu tenggelam di Kupang, 36 warga diselamatkan Tim SAR dan nelayan, begini proses penyelamatannya

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr mengatakan dalam kitab 'Ketika Ramadhan menyapa untaian nasihat menjelang Ramadhan,' terbitan Yayasan Imam Muslim Al-Atsariy
maksud dari hadits tersebut ialah maksudnya adalah hendaknya manusia menyambut musim kebaikan dan ketaatan.

Sambutlah dengan sambutan yang baik, bersemangatlah untuk mendapatkan kebaikan, dan waspadalah dari menyianyiakan diri dari kesempatan yang mulia ini.

Ia adalah musim panen kebaikan, peluang yang menguntungkan, yang apabila pergi tidak akan datang kembali.

Maka itu manusia itu tidaklah layak membiarkan dirinya terus-menerus berbuat keburukan, membiarkan dirinya di dalam kerusakan, dan terus-menerus di dalam kesesatan di waktu yang mulia dan berkah ini.

Baca Juga: Prabowo-Gibran menang telak di Kaltim, ini hasil lengkapnya berdasar rapat pleno KPU

Halaman:

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB