HARIAN MERAPI - Ada empat pola asuh orang tua menurut Baumrind, antara lain authoritarian dan authoritative.
Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu bagaimana orang
tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi
anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai
dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat
Berkaitan dengan jenis-jenis pola asuh orang tua, Baumrind mengkategorikan pola asuh menjadi empat jenis yaitu pola asuh (a) otoriter (Authoritarian), (b) pola asuh demokratis
(Authoritative), (c) pola asuh permisif (Permissive). (d) pola asuh tak terlibat (Uninvolved)
Secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Baca Juga: Kabar kembira, Jogja bakal dilewati Kereta Cepat
Pertama, Pola asuh authoritative (demokratis). Orang tua yang menerapkan pola asuh
authoritative (demokratis) sangat senang dan mendukung dengan perilaku konstruktif anak, serta berharap anak bisa lebih matang, mandiri, dan berperilaku sesuai dengan usia
perkembangannya.
Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh pengertian kepada anak
Berikut ini beberapa ciri orang tua yang memiliki pola asuh authoritative: (a)
mengarahkan anak secara rasional, (b) berorientasi pada masalah yang dihadapi, (c)
menghargai komunikasi yang saling memberi dan menerima,
(d) menjelaskan alasan rasional yang mendasari tiap-tiap permintaan atau disiplin tetapi juga menggunakan kekuasaan bila perlu, (e) mengharapkan anak untuk mematuhi orang dewasa tetapi juga mengharapkan anak untuk mandiri dan mengarahkan diri sendiri,
(f) saling menghargai antara orang tua dan anak, (g) semakin memperkuat standar-standar perilaku, dan (h) orang tua tidak mengambil posisi mutlak, tetapi juga tidak mendasarkan pada kebutuhan anak semata.
Baca Juga: Kelola Sampah Organik, Kota Yogyakarta Segera Luncurkan Bank Sampah Induk
Kedua, pola asuh authoritarian (otoriter) lebih berorientasi pada adanya permintaan
yang tinggi dari orang tua terhadap anak dan tidak dibarengi dengan tingginya respon orang tua terhadap anak, hal ini cenderung memperilihatkan kekuatan (power) orang tua terhadap anak.
Pola asuh ini tidak memberikan kesimbangan antara permintaan orang tua dengan respon orang tua terhadap anak.
Pola asuh ini menerapkan disiplin keras yang sesuai dengan kehendak orang tua serta membatasi kebebasan anak untuk mengungkapkan perasaannya, hal ini akan memberikan efek buruk terhadap perilaku anak.
Ciri khas pola asuh otoriter yaitu kekuasaan orang tua dominan jika tidak boleh
dikatakan mutlak.