Baca Juga: Sebanyak 893 calon Jemaah Haji Sukoharjo siap diberangkatkan, termuda berusia 25 tahun
Keempat, anak sebagai ‘aduwwun (musuh).
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun; 64:14).
'Aduwwun (musuh orang tuanya) adalah anak yang melalaikan bahkan menjerumuskan orang tuanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Ayat diatas menjelaskan ketika anak menjadi sebab kedurhakaan dan kemungkaran bagi orang tuanya.
Dari 4 macam kedudukan anak dalam Al-Qur’an di atas, tentu sebagai orangtua menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun.
Baca Juga: Tujuh sarana meraih ampunan Allah SWT, di antaranya taubat nasuha
Namun, untuk mencapainya diperlukan ketekunan dan konsistensi dalam berupaya untuk mewujudkannya, selain doa sebagaimana termaktub dalam QS Al-Furqan ayat 74 yang selalu mengalir dari hati orangtuanya.
Seyogyanya, orang tua bisa menjadi figur/teladan yang senantiasa diidolakan oleh anak-anaknya.
Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.
Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah, maka anak pun akan mudah diajak untuk shalat berjama’ah.
Jika orangtua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak pun akan mudah menirunya, dan hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat.
Karena teman sebaya (peer-group) juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta akhlak anak-anak kita.
Baca Juga: Petung Jawa weton Minggu Pahing 21 Mei 2023, gaya bicaranya enak menarik, rajin bekerja
Dalam sejumlah hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, bahwa doa orangtua untuk anaknya adalah doa yang dikabulkan atau doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: