Dalam tafsir Ibnu Katsir yang dimaksud pada ayat diatas adalah Yakni dalam keadaan susah dan dalam keadaan makmur, dalam keadaan suka dan dalam keadaan duka, dalam keadaan sehat dan juga dalam keadaan sakit.
Dengan kata lain, mereka rajin berinfak dalam semua keadaan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman- Nya:
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً
Orang- orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara sembunyi dan terang- terangan. (Al- Baqarah, [2:274])
Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidak kendur dan lupa oleh suatu urusan pun dalam menjalankan ketaatan kepada Allahﷻ
Baca Juga: Wali Kota Bandung Yana Mulyana jadi tersangka korupsi, ini kasusnya
Mereka membelanjakan harta untuk keridaan- Nya serta berbuat baik kepada sesamanya dari kalangan kaum kerabatnya dan orang- orang lain dengan berbagai macam kebajikan.
Sifat terpuji berderma ini mempunyai banyak manfaat.
Rasulullah sendiri mencontohkan bagaimana berderma dalam berbagai kesempatan.
Keluarga dan sahabat-sahabatnya pun mencontoh Rasulullah yang kemudian diikuti umatnya.
Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa membelanjakan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.’ Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedahsyatan berderma ini pun telah banyak dirasakan apalagi berderma pada bulan ramadhan.
Baca Juga: Waspadai polisi gadungan, masyarakat jangan lengah
1. Mendapatkan pahala orang berpuasa