Ramadhan sebagai bulan kemurahan, ini penjelasannya

photo author
- Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:40 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Mengapa bulan Ramadhan juga dinamakan Syahrul Judd (bulan kemurahan)?

Jawabnya, lantaran pada bulan Ramadhan Allah SWT memberikan keutamaannya bagi orang-orang yang berlaku murah hati serta dermawan untuk menolong dan membantu sesama.

Kedermawanan yang dikerjakan pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya, dan banyak membantu saudara-saudara kita yang hidupnya kurang beruntung.

Baca Juga: Klitih di Sleman ayunkan sabit ke pengendara motor, untung tidak kena

Sebagaimana Anas RA menyampaikan, ditanyakan kepada Rasulullah Muhammad SAW,

“Sedekah manakah yang paling utama?” jawab Rasulullah SAW, “Sedekah di Bulan Ramadhan”. (HR At-Tirmidzi).

Sedekah yang diberikan di bulan Ramadhan akan memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan sedekah yang diberikan di bulan-bulan lainnya.

Hal ini karena pada bulan Ramadhan, pahala dari amalan kebaikan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Sedekah juga memiliki keutamaan untuk menghapus dosa. Ada beberapa keutamaan berderma di bulan Ramadhan:

Pertama, rajin berderma pada bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, orang yang melakukan shalat malam (shalat Tarowih dan Witir), banyak membaca Alquran dan orang yang berdzikir supaya mereka mudah dalam beramal.

Baca Juga: Larangan buka bersama pejabat dan ASN, Bupati Bantul tunggu instruksi Mendagri

Orang yang membantu di sini akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka yang beramal, tanpa dikurangi sedikitpun.

Sebagaimana Nabi Muhammad SAW menyebutkan keutamaan orang yang memberi makan buka puasa,

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi).

Di bulan Ramadhan, Allah SWT juga berderma kepada orang-orang yang berpuasa dengan memberikan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, lebih-lebih lagi di malam Lailatul Qadar (Malam Kemulyaan).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X