HARIAN MERAPI - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan.
Karena itulah, di bulan Suci ini kesempatan kita untuk menanam harapan terbaik.
Harapan untuk hidup lebih baik, bahagia, sejahtera, dan terhormat.
Baca Juga: Lestarikan alam, BNN Kabupaten Temanggung tebar benih ikan di Sungai Lutut, ini jumlah yang ditebar
Kehidupan dunia yang sekarang kita alami adalah saat yang tepat untuk menabur berbagai harapan sebagaimana di atas.
Layaknya sepetak tanah, dunia adalah tempat menanam, dan harapan itu adalah laksana benih.
Karena itu, untuk dapat panen, maka kita harus mau dan mampu menabur benih.
Siapapun yang semakin banyak menabur benih, maka semakin banyak ia berkesempatan untuk panen.
Siapa yang banyak menanam akan banyak mengetam, begitulah kira-kira sunatullah dalam kehidupan.
Hanya persoalannya, seringkali kita lupa, bahwa harapan itu dapat menimbulkan berbagai perilaku:
Pertama, orang yang mempunyai harapan, tetapi tidak dibarengi dengan kemauan dan kemampuan melakukan usaha untuk mewujudkan harapan itu.
Akibatnya, harapan itu mendorong orang melakukan potong kompas atau jalan pintas.
Maunya cepat kaya dan terhormat, tetapi tidak mau bekerja keras.
Lantas, muncullah sifat jahatnya, yaitu merampas hak milik orang lain dengan cara mencuri, korupsi dan sebagainya.
Artikel Terkait
Enam pilar kebahagiaan hidup keluarga, di antaranya luangkan waktu untuk anak-anak dan atau keluarga
Ciri pribadi ibadurrahman, di antaranya selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT
Lima manfaat sikap qana’ah, di antaranya menjadi orang yang mudah bersyukur
Bulan Ramadhan menjadi syahrut tarbiyah, bulan untuk mendidik diri dan umat
Nilai keutamaan ibadah puasa di bulan Ramadhan, salah satunya latihan berserah diri kepada Allah