(2) ownership (pengakuan). Siswa yang tangguh bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dan berusaha untuk memperbaikinya, bukan menyalahkan keadaan atau orang lain. (3) reach (jangkauan). Siswa yang tangguh memiliki keyakinan bahwa satu kegagalan tidak akan berakibat kegagalan yang lainya.
(4) endurance (daya tahan). Siswa yang tangguh memiliki keyakinan bahwa kesulitan itu hanyalah sementara, akan berakir, tidak permanen. Dalam hal ini Allah swt, berfirman “ Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan”(QS.asy-Syarh:5-6). Dengan mengasah dimensi AQ, siswa dapat mengelola stress akademik dan tekanan lebih baik.
Lalu, bagaimana cara melatih AQ? AQ sesungguhnya bukan bawaan, ia adalah mental yang bisa dilatih. Untuk mencapai sukses belajar, maka focus pada pengembangan AQ, yaitu : (1) dengan menetapkan tujuan, (2) refleksi diri, (3) membentuk kelompok belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Okta Nila Yanda, dkk yang terbitkan dalam Jurnal Pendidikan Tambusai Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022, menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik Problem Solving yang tepat dapat digunkan untuk meningkatkan Adversity Quotient (AQ) siswa.
Kesuksesan belajar adalah milik mereka yang selalu bangkit setelah jatuh. Pengembangan AQ siswa tidak hanya melahirkan siswa yang sukses belajar, tetapi juga melahirkan siswa yang mampu menghadapi ketidak pastian hidup. *