AKSI anarkis di jalan, khususnya di kawasan Bantul, masih terjadi. Seorang pemuda baru-baru ini menjadi korban pembacokan gerombolan orang bersepeda motor. Entahlah, apakah mereka termasuk geng motor atau bukan. Yang jelas, perilakunya sangat meresahkan masyarakat. Kali ini korbannya seorang mahasiwa, Pespe (18), warga Pleret Bantul.
Ia disabet senjata tajam mengenai bagian lengan saat melintas di Jalan Karet, Pleret Bantul Selasa dini hari lalu. Kejadian ini memang ada pemicunya, yakni ketika korban menghentikan dan menanyakan kepada tiga pengendara motor di kawasan tersebut. Belum jelas apa yang ditanyakan korban. Sejurus kemudian, muncul teman-teman pelaku dari arah yang sama dan tanpa banyak bicara langsung mengayunkan senjata tajam ke arah Pespe.
Saksi yang melihat kejadian tersebut kemudian menolong korban dan melarikan ke rumah sakit. Kasus ini masih diselidiki polisi setempat. Apakah peristiwa ini termasuk klitih ? Belum jelas juga. Yang jelas, itu termasuk kejahatan jalanan yang selama ini mendapat perhatian khusus dari kepolisian.
Baca Juga: Petugas tangani KA Purwojaya anjlok di Bekasi, seluruh penumpang selamat
Kepolisian sendiri sebenarnya ingin menghilangkan istilah klitih yang berkonotasi negatif, padahal makna klitih tidak terkait dengan kejahatan. Namun, bagi masyarakat istilah tersebut tidak terlalu penting, karena yang penting situasi aman, tidak ada orang bikin onar di jalan. Benar kiranya bahwa tanggung jawab kamtibmas bukan hanya pada kepolisian, melainkan juga masyarakat.
Dalam kasus di atas, dimungkinkan antara pelaku dan korban tidak saling kenal, sehingga boleh jadi pelaku tidak menargetkan khusus korbannya mahasiswa. Kebetulan saja Pespe adalah mahasiswa. Meski demikian, tidak ada salahnya bila kasus tersebut dikembangkan, misalnya ada tidaknya keterkaitan masalah antara korban dan pelaku. Artinya, tidak semata melihat persoalan tersebut sebagai tindakan spontan, melainkan diungkap latar belakangnya.
Polisi juga perlu melakukan patroli secara intens di lokasi yang rawan kejahatan. Di samping itu, masyarakat juga perlu waspada ketika keluar malam atau dini hari karena suasana relatif sepi.
Dalam beberapa kasus kekerasan di jalanan, biasanya waktunya tengah malam atau dini hari ketika suasana sepi. Kejahatan memang harus diberantas, namun harus dengan cara yang benar, bukan dengan main hakim sendiri. Untuk itu, koordinasi antara kepolisian dengan warga harus terus dijalin dan ditingkatkan. (Hudono)