Awas pembacokan di jalan, begini antisipasinya

photo author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 09:30 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

AKSI anarkis di jalan, khususnya di kawasan Bantul, masih terjadi. Seorang pemuda baru-baru ini menjadi korban pembacokan gerombolan orang bersepeda motor. Entahlah, apakah mereka termasuk geng motor atau bukan. Yang jelas, perilakunya sangat meresahkan masyarakat. Kali ini korbannya seorang mahasiwa, Pespe (18), warga Pleret Bantul.

Ia disabet senjata tajam mengenai bagian lengan saat melintas di Jalan Karet, Pleret Bantul Selasa dini hari lalu. Kejadian ini memang ada pemicunya, yakni ketika korban menghentikan dan menanyakan kepada tiga pengendara motor di kawasan tersebut. Belum jelas apa yang ditanyakan korban. Sejurus kemudian, muncul teman-teman pelaku dari arah yang sama dan tanpa banyak bicara langsung mengayunkan senjata tajam ke arah Pespe.

Saksi yang melihat kejadian tersebut kemudian menolong korban dan melarikan ke rumah sakit. Kasus ini masih diselidiki polisi setempat. Apakah peristiwa ini termasuk klitih ? Belum jelas juga. Yang jelas, itu termasuk kejahatan jalanan yang selama ini mendapat perhatian khusus dari kepolisian.

Baca Juga: Petugas tangani KA Purwojaya anjlok di Bekasi, seluruh penumpang selamat

Kepolisian sendiri sebenarnya  ingin menghilangkan istilah klitih yang berkonotasi negatif, padahal makna klitih tidak terkait dengan kejahatan. Namun, bagi masyarakat istilah tersebut tidak terlalu penting, karena yang penting situasi aman, tidak ada orang bikin onar di jalan. Benar kiranya bahwa tanggung jawab kamtibmas bukan hanya pada kepolisian, melainkan juga masyarakat.

Dalam kasus di atas, dimungkinkan antara pelaku dan korban tidak saling kenal, sehingga boleh jadi pelaku tidak menargetkan khusus korbannya mahasiswa. Kebetulan saja Pespe adalah mahasiswa. Meski demikian, tidak ada salahnya bila kasus tersebut dikembangkan, misalnya ada tidaknya keterkaitan masalah antara korban dan pelaku. Artinya, tidak semata melihat persoalan tersebut sebagai tindakan spontan, melainkan diungkap latar belakangnya.

Polisi juga perlu melakukan patroli secara intens di lokasi yang rawan kejahatan. Di samping itu, masyarakat juga perlu waspada ketika keluar malam atau dini hari karena suasana relatif sepi.

Baca Juga: Kenapa pelajaran budi pekerti harus digalakkan di sekolah? Lestari Moerdijat: Untuk cegah perundungan

 

Dalam beberapa kasus kekerasan di jalanan, biasanya waktunya tengah malam atau dini hari ketika suasana sepi. Kejahatan memang harus diberantas, namun harus dengan cara yang benar, bukan dengan main hakim sendiri. Untuk itu, koordinasi antara kepolisian dengan warga harus terus dijalin dan ditingkatkan. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X