Menjelang magrib, NgaSSo ditutup dengan doa.
“Yang berharga bukan emasnya, tapi hati yang tak tergoda emas. Kemuliaan sejati bukan di rekening, tapi di keikhlasan,” Ustadz Eko berpesan.
Pertemuan di Nitiprayan sore itu meninggalkan pesan mendalam bahwa menyembah Allah bukan sekadar lewat sujud dan rukuk, tetapi juga lewat kejujuran, kesederhanaan, dan keberanian menolak berhala modern, apa pun bentuknya. *