Gara-gara senggolan berujung maut, ini kejadiannya

photo author
- Minggu, 7 September 2025 | 11:00 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

HANYA gara-gara masalah sepele, saling senggolan, berubah jadi pembantaian. Itu berawal ketika pelaku dan korban berada di sebuah tempat hiburan di kawasan Kartasura Sukoharjo Sabtu malam pekan lalu.

Mereka, baik pelaku maupun korban masih dalam pengaruh minuman keras. Mereka terlibat cekcok di tempat hiburan, kemudian berlanjut di jalan. Pelaku yang berboncengan dengan temannya menghentikan korban yang juga berboncengan motor.

Korban tidak mengira bakal mendapat serangan mendadak menggunakan pisau lipat dan gunting, hingga mengenai leher dan dada. Kedua korban pun tersungkur akibat lukanya.  Luthan Nur Said (25) tak bisa tertolong karena lukanya sangat parah dan kehilangan banyak darah. Sedang temannya, Mahmud Handoko yang juga dihujani senjata tajam, masih dirawat di rumah sakit. Usai menusuk pelaku langsung kabur.

Baca Juga: Awas, kekerasan jalanan libatkan remaja

Namun, dalam waktu kurang dari 1 x 24 jam polisi berhasil meringkus pelaku, yakni Nanda Ismail (22) dan Rio Toni (25) yang juga residivis kasus yang sama. Keduanya ditangkap di rumah tersangka Rio. Reaksi cepat polisi tentu patut mendapat apresiasi, apalagi berhasil menangkap kedua tersangka dalam waktu relatif singkat.

Lagi-lagi, minuman keras menjadi biang malapetaka. Namun, tentu itu hanya satu faktor, sedangkan faktor lainnya, yakni adanya niat jahat melukai orang lain juga patut menjadi perhatian aparat penegak hukum. Terungkap mereka telah membawa senjata tajam dari rumah. Untuk apa ? Biasanya penjahat akan berdalih untuk berjaga-jaga. Ini alasan klasik yang seharusnya diabaikan aparat kepolisian.

Pun alasan mabuk juga tak bisa menjadi pemaaf kesalahan. Sebab, kalau pelaku mabuk total hingga seratus persen, tentu takkan kuat mengendarai motor. Boleh jadi pelaku baru setengah mabuk, sehingga perbuatannya masih dapat dipertanggungjawabkan di depan hukum. Dengan kata lain, pelaku tidak kehilangan kesadaran dan masih dapat mempertimbangkan mana perbuatan baik dan buruk.

Baca Juga: Memburu para pemeras

Lantaran senjata yang mereka bawa, yakni pisau dan gunting sudah dipersiapkan dari rumah, tak tertutup kemungkinan ada unsur perencanaan. Boleh jadi maksudnya hanya ingin memberi pelajaran kepada korban, namun kebablasan. Tapi, polisi jangan buru-buru percaya apa yang diomongkan tersangka. Sebab, dalam berbagai kasus kekerasan, pelaku akan mencari-cari alasan untuk meringankan atau bahkan terbebas dari jerat hukum. (Hudono) 

 

BalasTeruskan

Tambahkan reaksi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X