HARIAN MERAPI - Rahmat Allah merujuk pada kasih sayang, belas kasihan, dan kebaikan Allah SWT yang diberikan kepada makhluk-Nya.
Rahmat Allah adalah salah satu sifat Allah yang paling penting dan merupakan sumber dari segala kebaikan dan nikmat yang kita terima. Rahmat Allah luas dan tidak terbatas, serta dapat datang dalam berbagai bentuk, seperti:
(1) Keselamatan: Allah dapat memberikan keselamatan dari kesulitan dan bahaya, (2) Petunjuk: Allah dapat memberikan petunjuk dan bimbingan untuk membuat keputusan yang tepat, dan (3) Kekuatan: Allah dapat memberikan kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi tantangan.
Islam mengajari umatnya agar tidak berputus asa dari rahmat Allah yang sangat luas dan
komprehensif. Dengan tidak berputus asa dari rahmat Allah, seseorang dapat: (1) Tetap optimis
menatap masa depan: seseorang dapat tetap optimis dan percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk kita,
(2) Berusaha dan berdoa: seseorang dapat berusaha dan berdoa untuk mendapatkan bantuan dan petunjuk dari Allah, dan (3) Menerima dengan sabar: seseorang dapat menerima keputusan Allah dengan sabar dan percaya bahwa itu adalah yang terbaik untuk kita.
Putus asa dari adalah perasaan yang gagal dan hilang harapannya sehingga timbul sikap yang
selalu murung, acuh tak acuh terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Adapun penyebab putus asa menurut Al-Qur'an itu setidaknya ada lima macam atau bentuk; yaitu:
pertama; putus asa dari rahmat Allah, kedua; putus asa ketika nikmatnya dicabut, ketiga, putus asa terhadap keberadaan negeri akhirat, keempat; putus asa ketika ditimpa musibah, dan kelima; putus asa terhadap suatu keputusan yang dating kepadanya sebagai suatu takdir ilahi.
Baca Juga: Patroli Siaga Gabungan Polres Sukoharjo Sasar Knalpot Brong di Kartasura, 13 Sepeda Motor Diamankan
Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an berkaitan dengan peringatan kepada orang-orang yang
beriman agar tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT; yaitu:
Pertama, jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam nikmat sebagai karunia-Nya,
kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia segera berubah tabiatnya menjadi orang yang putus asa.
Firman Allah SWT: “Sungguh, jika Kami cicipkan kepada manusia suatu rahmat dari Kami kemudian Kami cabut kembali darinya, sesungguhnya dia menjadi sangat berputus asa lagi
sangat kufur (terhadap nikmat Allah).” (QS. Hud; 11:9).
Kedua, sungguh kafirlah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Firman Allah
SWT: “Wahai anak-anakku, pergi dan carilah berita tentang Yusuf beserta saudaranya. Janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.” (QS. Yusuf; 12:87).
Baca Juga: DPRD Sukoharjo minta Disporapar selektif dan transparan soal program beasiswa kuliah
Ketiga, sesungguhnya segala urusan itu adalah milik Allah dan atas kehendak serta kewenangan-Nya. Firman Allah SWT: “Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya
gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-
Qur’an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.