Saat kenyamanan itu tercipta, anak pasti mau berbicara dengan orang tua. Jika ia masih diam, artinya orang tua belum bisa memberikan kenyamanan bagi mereka.
Keempat, metode latihan dan praktik. Kebiasaan baik yang diajarkan tidak bisa membuat anak
berubah dalam sekali waktu. Orang tua harus bersabar dan konsisten dalam mencontohkan kebaikan. Jadi, metode yang paling tepat untuk ini adalah terus melatih anak untuk praktik.
Kelima, metode perintah dan larangan. Orang tua harus menetapkan aturan yang jelas untuk
anaknya. Orang tua harus memberitahu anak, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak bisa dilakukan. Supaya aturan ini berhasil ditaati, orang tua harus melibatkan anak dalam membuat aturan.
Larangan apa yang memberatkannya atau perintah apa yang sulit dipatuhi. Tanpa diskusi dengan
anak, tanpa penjelasan kenapa orang tua melarangnya melakukan ini dan itu, anak hanya akan
mengalami kebingungan.
Keenam, metode penghargaan dan hukuman. Saat aturan sudah ditetapkan melalui diskusi
dengan anak, selanjutnya adalah waktu bagi mereka untuk berlatih mentaatinya. Anak memang tidak bisa berubah dalam sekali waktu.
Namun, bukan berarti orang tua bisa meloloskan mereka saat melakukan kesalahan. Inilah fungsi dari metode penghargaan dan hukuman. Dukung, kuatkan dan puji anak saat ia berhasil mentaati aturan keluarga. Berikan hukuman untuk membuat anak jera dan menyadari kesalahannya.
Ketujuh, metode mendongeng. Anak-anak paling suka dibacakan dongeng atau mendengarkan
kisah. Orang tua dapat memanfaatkan metode mendongeng untuk menanamkan prinsip kebaikan pada anak. Bacakanlah kisah para nabi dan rasul. Kemudian ceritakan pada anak-anak bahwa kebaikan para nabi dan rasul ini harus kita terapkan di dunia nyata sekarang ini.
Kedelapan, metode mengambil hikmah dari suatu kondisi. Setiap kesalahan yang anak lakukan,
itu adalah pembelajaran nyata bagi mereka. Tanpa adanya kesalahan, justru anak tidak akan mengenal mana hal yang benar. Manfaatkanlah kesalahan anak sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Jika memungkinkan, orang tua pun bisa berbagi kesalahan yang telah diperbuat dan menjadikannya sebagai pembelajaran bersama-sama. Namun, jarang ada orang tua yang berani mengakui kesalahannya. Banyak di antara orang tua yang malu dan gengsi untuk menunjukkan kesalahan ataupun kekurangan di hadapan anak-anakanya.
Dengan menerapkan metode pendidikan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak
mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang positif dan berakhlak mulia. Inshaa Allah!*
Penulis : Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY