Ketiga, bekerjalah setahap demi setahap. Apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Bila engkau menyelesaikan suatu urusan dunia atau berdakwah, bergegaslah bersimpuh di hadapan Tuhanmu.
Firman Allah SWT: “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.'' (QS. Al-Insyirah; 94:7).
Keempat, janganlah menutup pintu rezeki orang lain karena kesombongan dan keangkuhan.
Firman Allah SWT: “Adapun perahu itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Maka, aku bermaksud membuatnya cacat karena di hadapan mereka ada seorang raja (zalim) yang mengambil setiap perahu (yang baik) secara paksa.” (QS. Al-Kahfi; 18:79).
Kelima, Allah SWT akan memberikan hasil yang baik kepada orang-orang yang bekerja
keras. Firman Allah SWT: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya,
dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.'' (QS. At-Taubah; 9:105).
Keenam, pekerja yang baik adalah orang yang kuat fisik dan mentalnya dan dapat dipercaya. Firman Allah SWT: “Salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku, pekerjakanlah dia. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan adalah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya. Dia (ayah kedua perempuan itu) berkata, “Sesungguhnya aku
bermaksud menikahkanmu dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun. Jika engkau menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah (suatu kebaikan) darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.'' (QS. Al-Qashash; 28:26-27).
Ketujuh, untuk memperoleh kemenangan dan kebahagiaan, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal semasa hidup di dunia. Firman Allah SWT: “Untuk (kemenangan) serupa ini, hendaklah beramal orang-orang yang mampu beramal.'' (QS. As-Saffat; 37:61).
Kedelapan, wahai orang kafir, berbuatlah menurut kedudukanmu dan sikap hidup kalian, aku pun berbuat demikian sesuai dengan sikap hidup dan kepercayaan yang telah dihidayahkan Allah kepadaku. Kelak kamu akan mengetahui apa hasil perbuatan tersebut.
Firman Allah SWT: “Katakanlah, “Wahai kaumku, berbuatlah menurut kedudukanmu! Sesungguhnya aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Az-Zumar; 39:39).
Kesembilan, beriman kepada Allah sebagai syarat diterimanya perbuatan dan mendapat ganjaran-Nya. Firman Allah SWT: ''Bekerja keras lagi kepayahan.'' (QS. Al-Ghasyiyah;88:3).
Kesepuluh, bekerjalan di seantero negeri dan nikmatilah sebagian rezeki karunia-Nya itu.
Firman Allah SWT: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk; 67:15).
Dengan membangun etos kerja dalam Islam, seseorang dapat meningkatkan kualitas
pekerjaan, membangun kepercayaan, dan mencapai kesuksesan dalam karir. Selain itu, etos kerja dalam Islam juga dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berintegritas. Inshaa Allah! *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasihat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Daerah Istimewa Yogyakarta,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta