Pendidikan dalam keluarga: terimalah anak apa adanya

photo author
- Minggu, 4 Mei 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi Pendidikan dalam keluarga: terimalah anak apa danya (Dok. Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.)
Ilustrasi Pendidikan dalam keluarga: terimalah anak apa danya (Dok. Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.)

HARIAN MERAPI - Pendidikan dalam keluarga: terimalah anak apa adanya.  Pada dasarnya setiap orang mendambakan hubungan keluarga yang harmonis, karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup.

Setiap orang tua pasti mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap orang tua mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya.

Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampu mempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tua.

Baca Juga: Ramai Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer, Pengamat Justru Sebut Kebijakan Gubernur Jabar Itu Belum Jelas

Namun sayangnya tidak semua orang tua dapat memperlakukan anaknya secara tepat dan proporsional. Ada beberapa perlakuan orang tua yang kurang menguntungkan perkembangan anak-anak dan remaja; yaitu:

Pertama, terlalu melindungi (over protective). Karena satu dan lain hal, ada orang tua yang dalam mendidik anak terlalu melindungi yang mengakibatkan anak-anak kurang mandiri. Orang tua yang over protective, penyebabnya bisa bermacam-macam;

mungkin karena ia anak satu-satunya yang laki-laki atau yang perempuan, karena anak tunggal, anak bungsu atau sulung, dan sebagainya. Akhirnya anak merasa selalu mendapatkan perlindungan dan kurang memiliki keyakinan dan senantiasa tergantung kepada orang lain.

Kedua, orang tua yang menolak kehadiran anak (rejective). Dalam kehidupan modern ini sering dijumpai pasangan pengantin yang belum menginginkan kelahiran anak, tetapi Allah Yang Maha Pemurah telah berkenan memberikan amanah berupa anak yang mungil.

Baca Juga: Debt Collector berulah, begini dampaknya bagi masyarakat

Apalagi sering terjadi adanya pasangan muda mudi yang nikah karena kecelakaan akibat pergaulan bebas. Dalam kasus yang seperti ini, baik salah satu atau mungkin juga keduanya (suami dan istri) secara sadar ataukah tidak menunjukkan ekspresi penolakan terhadap kelahiran anak.

Perlakuan yang seperti ini akan menyadarkan anak bahwa kelahirannya tidak diharapkan dan mengganggu kebahagiaan orang tua.

Kesadaran yang seperti ini akan membuat anak merasa rendah diri dan merasa kurang berarti kehidupannya. Bagi anak yang berpotensi agresif, maka akan menunjukkan sikap perlawanan yang tidak jarang akan membahayakan dirinya dan atau orang lain.

Mereka inilah yang sering disebut sebagai anak-anak dan remaja nakal yang selalu membuat keributan yang meresahkan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Jangan biarkan anak tergantung teknologi, begini cara mencegahnya

Ketiga, orang tua yang bersifat serba boleh (permissiveness). Sebagai kelanjutan orang tua yang terlalu melindungi anak, berkembang sifat manja kepada orang tua. Sebagai contoh, orang tua yang selalu memanjakan anak dengan bersikap serba boleh dengan apa yang diinginkan anak, terlepas apakah hal itu melanggar norma-norma sosial ataukah tidak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X