HARIAN MERAPI - Adab tidak hanya harus berlaku bagi murid. Namun adab juga berlaku bagi ahli ilmu atau guru.
Adab yang diartikan mendisiplinkan atau menanamkan sopan santun memang tidak lepas dari dunia pendidikan.
Di dunia pendidikan, guru atau yang disebut pula seorang pendidik bertugas untuk menumbuh-kembangkan potensi anak didik.
Baca Juga: Peringatan Hari Kartini, ternyata ini latar belakang pendidikan Kartini, pantas kritis
Untuk lakukan itu, langkah yang ditempuh dengan cara menanamkan pengetahuan (aspek kognitif), mengurus dan memelihara dengan cara diberi contoh perilaku (aspek afektif), dan mengatur atau melatih dengan cara memberi keterampilan (aspek psikomotorik).
Dengan melakukan tiga hal itu, diharapkan anak didik bertambah dan berkembang menjadi sempurna dalam segala aspeknya.
Sehingga anak didik harus disiplin dan pegang adab.
Namun guru juga harus memegang dan menerapkan adab.
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan dalam kitab al-Adab Fi al-Din, Seorang ahli ilmu hendaknya senantiasa belajar atau mendalami ilmu serta mengamalkannya.
Selain itu, menjaga kewibawaan dan menjauhkan diri dan meninggalkan dari berbagai hal yang menjerumuskan kepada sikap takabur termasuk kewajiban seorang ahli ilmu.
Ahli ilmu tentu harus memiliki sifat asih terhadap anak didik, berperilaku bijak terhadap orang yang acuh tak acuh, berperilaku baik terhadap orang yang memiliki potensi di bawah standar (balid), meninggalkan sifat sombong tidak memberitahu ketika ditanya murid, membantu menyelesaikan masalah murid dan mendengarkan keluhan anak didik.
Jadi, tugas seorang guru tidak hanya mengajar dengan memberikan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga mendidik anak didik.
Baca Juga: Menikmati Sensasi Mendayung Packrafting Sungai Opak di Desa Wisata Canden Bantul
Dalam membangun jiwa dan watak anak didik, hendaklah seorang pendidik memiliki kepribadian yang baik.