Ada empat tiang penyangga akhlak buruk yang harus dihindari guna mencapai akhlak baik

photo author
- Sabtu, 19 April 2025 | 14:49 WIB
Ilustrasi, perang menghancurkan peradaban umat manusia (  foto : Алесь Усцінаў )
Ilustrasi, perang menghancurkan peradaban umat manusia ( foto : Алесь Усцінаў )

Kikir pada kondisi yang seharusnya bersedekah, bersedekah pada kondisi yang seharusnya dia menahan hartanya.

Mundur pada kondisi yang seharusnya dia maju dan maju pada kondisi yang seharusnya dia mundur dan seterusnya.

Orang yang zalim itu akan lunak pada kondisi yang seharusnya keras janji keras, pada kondisi yang seharusnya lunak, menegaskan diri pada kondisi yang seharusnya dia menampilkan kemuliaan dan sombong pada kondisi yang seharusnya memberi diri.

Tiga syahwat

Syahwat dapat membuat seseorang menyatakan rakus dan tamak, kikir dan pelit, serakah dan loba, hina dan tidak menahan diri dari perkara-perkara yang dilarang serta melakukan hal-hal yang hina.

Al Qurthubi dalam tafsir Al Qurthubi menjelaskan syahwat adalah sesuatu yang disukai, diinginkan dianggap cocok dan tidak dapat diantisipasi oleh seseorang.

Imam Ghazali dalam kitabnya menjelaskan bahwa secara istilah tidak ada perbedaan antara nafsu dan syahwat, tetapi yang dimaksud dengan hawa nafsu adalah keinginan yang terpuji, bukan yang tercela karena nafsu yang terpuji itu berasal dari Allah SWT dan hawa nafsu dia ciptakan dalam arti manusia sebagai sebuah kekuatan agar terdorong melakukan sesuatu yang berdampak baik untuk kelestarian dirinya spesies atau keduanya.

Sementara syahwat adalah keinginan tercela yang berasal dari nafsu Al marah yaitu nafsu yang menyuruh manusia melakukan kejahatan.

Keempat Marah

Marah dapat membawa seseorang pada sikap sombong iri dengki permusuhan dan kejahatan.

Dalam literatur psikologi marah yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan dan rasa balas dendam demi menghilangkan badai di dalam dada.

Dalam pengertiannya menurut al-Jurjani marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidiknya darah di dalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat di dalam dada.

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan untuk mengendalikan marah, menenangkan karena marah itu membawa energi yang negatif bagi tubuh maupun jiwa dan orang lain jika marah itu dilampiaskan.

Kita bisa melihat di sekelilingnya, betapa banyak contoh dampak dari kezaliman, kezaliman, syahwat dan marah, yang menjerumuskan pemiliknya, dan juga berdampak buruk pada orang lain. *

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X