HARIAN MERAPI - Dakwah penyebaran Islam harus menggunakan startegi yang jitu sehingga tepat sasaran.
Rasulullah setelah diangkat menjadi nabi dan rasul Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah dengan strategi yang tepat.
Dakwah di awal yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dimulai dengan diam-diam atau tertutup.
Baca Juga: Wisatawan Malioboro Keluhkan Bau Pesing, Pihak UPT Menduga dari Kuda Penarik Andong hingga ODGJ
Menurut Ibnu Ishaq dan Al wakidi Gerakan dakwah seperti itu atau secara diam-diam atau tertutup berlangsung dalam waktu 3 tahun ini merujuk pada sirah Ibnu Hisyam.
Sementara menurut Al- Baladziri dakwah Rasulullah dengan sembunyi-sembunyi atau diam-diam itu selama 4 tahun.
Ulama-ulama menyampaikan sistem yang dilakukan itu terikat dengan sistem masyarakat Makkah sebagaimana masyarakat masyarakat lain di wilayah Semenanjung Arabia yang berorientasi kepada kabilah yang dianggap sebagai Sentral kesatuan sosial dan politik.
Akibatnya sentimen kesukuan menjadi sangat kental sekali.
Baca Juga: Kasus BBM Tercampur Air, Pertamina Investigasi Kecurangan SPBU Trucuk Klaten
Perlu diketahui bahwa di zaman Rasulullah saat itu di Makkah suku-suku tunduk pada satu kabilah yakni kabilah Quraisy dengan cabang-cabangnya yang berjumlah 14.
Maka cabang-cabang keluarga besar tersebut menjadi sebuah kekuatan yang memiliki eksistensi sendiri namun tetap dalam satu kerangka kabilah Quraisy.
Di sini Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi di dalam kabilahnya sehingga diharapkan mula-mula Islam bisa tersebar di kalangan keluarga Rasul kemudian pada akhirnya di kalangan keluarga besar kaum Quraisy.
Sebagaimana tertulis dalam buku Seleksi Sirah Nabawiyah yang ditulis Dr. Akrom Dhiyo' Al-Umuri menyebutkan meski dakwah secara sembunyi-sembunyi, akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tersebarnya Islam tidak terkait dengan fanatisme kabilah maupun fanatisme keluarga-keluarga besar individu-individu keluarga besar Bani Hasyim.
Baca Juga: Robby Usulkan ASN Salatiga Patungan Rp 10 Ribu Per Bulan untuk Beasiswa Anak Yatim Piatu
Sebab Bani Hasyim, tidak lebih dominan daripada keluarga besar keluarga besar kabilah Quraisy lainnya, meskipun harus diakui bahwa Bani Hasyim lebih punya hubungan emosional yang kuat daripada yang lain.