Sebaliknya manakala seseorang tidak memiliki keyakinan akan kemanfaatan kegiatan yang dilakukannya, dia akan melaksanakan kegiatan secara ogah-ogahan tanpa motivasi diri yang kuat.
Mencari dan menemuan kemanfaatan suatu aktifitas merupakan kegiatan utama untuk meningkatkan motivasi diri.
Keempat, ingin tunaikan kewajiban dengan baik. Kewajiban yang diemban seseorang harus
ditunaikan dengan baik penuh tanggung jawab. Seorang guru di sekolah/madrasah misalnya harus memiliki visi yang jelas dalam bekerja yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan visi besar yang diembannya ini, maka seorang guru dalam mengajar bukan semata-mata menggugurkan kewajiban saja, namun karena penuaian visi yang besat dan mulia. Motivasi capai tugas mulia yang seperti inilah yang menjadikan pahlawan tanpa tanda jasa itu bekerja dan berkarya secara maksimal.
Kelima, ingin mendapatkan apesiasi positif. Menurut Abraham Maslow, tingkatan tertinggi
dari kebutuhan dasar manusia adalah aktualisasi diri (“self actualization”), yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan aktualisasi dirinya kepada orang lain.
Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya, sehingga mendapatkan apresiasi positif dari orang-oang yang ada di sekitarnya. Bagi orang-orang beragama, apresiasi positif dari Tuhan berupa pahala jauh lebih penting di samping apresiasi positif dari orang-orang di sekitarnya. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY,
Wakil Ketua ICMI Orwil DIY