HARIAN MERAPI - Firman Allah SWT: ”Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman.” (QS. Luqman, 31:12). Al-hikmah adalah mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal.
Hikmah dari Allah adalah mengetahui dan mendapatkan sesuatu seakurat mungkin, sesuai dengan ke-Maha Sempurna-an Allah SWT.
Sedangkan hikmah dari manusia adalah sebagai hamba Allah manusia mengetahui potensi apa yang ada pada dirinya dan mengerjakan kebaikan dan amal-amal saleh sebanyak mungkin.
Baca Juga: Keberadaan Situs Sumberbeji di Jombang diperkirakan dibangun pada zaman Raja Airlangga
Pendidikan keluarga menurut Luqman Al-Hakim dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, prinsip pendidikan: (1) pengasuhan dan kepemimpinan: ayah sebagai pengasuh,
pendidik, dan pemimpin bagi anak-anaknya, terutama di lingkungan keluarga, dan (2) pembinaan karakter: membangun karakter anak yang baik melalui pendidikan dan teladan.
Kedua, metode pendidikan: (1) teladan dan contoh: memberikan contoh yang baik kepada
anak-anak melalui perilaku sehari-hari, (2) nasihat dan bimbingan: memberikan nasihat dan
bimbingan kepada anak-anak untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang, dan (3) pengawasan dan perlindungan: mengawasi dan melindungi anak-anak dari pengaruh negatif dan bahaya.
Inilah sifat-sifat yang melekat pada Luqman al-hakim, yang diimplementasikannya dalam
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Pokok-pokok pendidikan anak menurut Luqman,
setidaknya ada empat aspek yang satu dengan yang lainnya saling berintegrasi dan berinterkoneksi;
Baca Juga: Begini cara mengatasi ketidaknyamanan kembali ke rutinitas usai libur panjang
yaitu: (1) pendidikan aqidah, (2) pendidikan ibadah, (3) pendidikan akhlaq dan (4) pendidikan
dakwah; yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan aqidah. Luqman menyadari bahwa pendidikan aqidah perlu ditanamkan
kepada anak sedini mungkin. Anak diajak untuk mengenal Allah SWT dengan memperkenalkan
bermacam-macam ciptaan Allah Yang Maha Rahman.
Pendidikan tauhid sangat penting sebagai modal dasar bagi anak dalam menjalani roda kehidupan nanti, sebagaimana firman-Nya: ”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman, 31;130).
Kedua, pendidikan ibadah. Setelah rasa aqidah ditanamkan kepada anak, Luqman mengajaknya membiasakan dirinya melakukan ibadah yang diperintahkan olah Allah dan Rasul-Nya.
Baca Juga: Fakta-fakta penyebab perang di masa Rasulullah
Sesuatu, betapapun ringannya kalau tidak dibiasakan akan terasa berat. Pertama Luqman menyuruh anaknya mendirikan shalat karena shalat adalah tiang agama sekaligus sebagai barometer ketaqwaan seseorang kepada Allah.