Ujian hidup orang-orang beriman

photo author
- Sabtu, 29 Maret 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Sebagai ‘abdi Allah (hamba Allah) yang selalu mendapatkan ujian dari-Nya, orang-orang beriman harus pandai menempatkan dirinya sebagai pengabdi dengan sungguh-
sungguh dan penuh keikhlasan.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka , maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-Ankabut; 29: 2-3).

Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda: “Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian; mukmin yang mendengkinya, munafik yang membencinya, kafir yang memeranginya, nafsu yang menentangnya, dan setan yang selalu menyesatkannya.” (HR Ad Dailami).

Baca Juga: BPKH RI kolaborasi Lazismu DIY selenggarakan Berkah Ramadhan, berikut kegiatannya....

Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam di atas, setidaknya ada lima ujian yang dihadapi seorang mukmin di dalam kehidupannya; yaitu:

Pertama,  mukmin yang mendengkinya. Sudah menjadi rahasia umum setiap orang yang mendapatkan kenikmatan, pasti akan ada orang lain yang tidak menyukai (mendengkinya).
Dari sini timbullah sikap hasad yang diakibatkan oleh rasa permusuhan dan kebencian yang mengharapkan agar kenikmatan musuh menjadi hilang dan berpindah ke pihaknya. 

Hasad juga merupakan salah satu penyakit tertua dalam sejarah kehidupan dan peradaban manusia.

Karena faktor hasad pula Qabil tega membunuh saudaranya yang bernama Habil. Karena itu, wajar jika dalam banyak Hadits dijelaskan tentang bahaya penyakit hasad ini. Dalam sebuah Hadits yang cukup populer disebutkan; “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Pemerintah Tak Naikkan Tarif Listrik Nonsubsidi dan Bersubsidi Bulan April hingga Juni 2025

Kedua, kaum munafik yang selalu membencinya. Sifat munafik lebih berbahaya dari kufur, sebab orang yang munafik itu sering menampakkan wajah keislaman (seakan-akan baik), padahal dirinya menyimpan permusuhan dalam hatinya. 

Salah satu contohnya adalah peristiwa munculnya hadits al-ifki (berita dusta) yang ditujukan kepada keluarga Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.” (QS An-Nur; 24:11).  

Untuk melindungi diri dari kaum munafik ini, seorang muslim wajib bersandar kepada Allah dan berusaha menyingkap tipu daya dan rencana busuk mereka. Orang-orang munafik itu sangat pandai bersilat lidah dan membolak-balikkan kata-kata dengan maksud mempertahankan maksud dan tujuannya. (QS Al-Munafiqun; 63:1-11). 

Ketiga, orang kafir yang memerangi. Kaum kafir adalah pendukung kebatilan, setan
dan berusaha mencelakakan orang Islam, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya orang-
orang yang kafir menafkankan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.”
(QS. Al-Anfal; 8:36).

Baca Juga: Berbagi kebaikan jelang Idul Fitri 1446 H, Adira Finance berangkatkan 500 peserta Mudik Gratis, ini tujuannya

Mereka saling tolong untuk memerangi umat Islam, sebagaimana firman-Nya: “Apakah mereka yang berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Adz-Dzariyat; 51:53).  

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X