Untuk menghadapi kejahatan kaum kafir, seorang muslim harus meyakini bahwa sunnatul ibtila atas mukmin adalah suatu keniscayaan. Di samping itu kita wajib membekali diri dengan tsiqah billah, husnudzdzan billah, bertawakal kepada-Nya, berdoa dan selalu mengikuti manhaj para ulama yang saleh.
Keempat, setan yang selalu berusaha menyesatkan. (QS Al-Fathir; 35:6). Setiap
mukmin wajib mewaspadai dan menutup rapat semua pintu masuk yang dilalui setan, seperti
marah, syahwat, ketergesa-gesaan, kikir, dan takabur.
Kelima, nafsu yang selalu menentang. (QS Yusuf; 12:53). Musuh mukmin yang paling bahaya adalah nafsu yang ada dalam dirinya. Untuk itu, kita wajib membersihkan hati dari semua akhlak tercela dan mengisinya dengan kekuatan iman dan kasih sayang. Di samping harus senantiasa berpegang teguh pada ajaran Ilahi.*
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY