Akhlak terhadap Al-Qur’an, di antaranya ikhlas dalam membaca dan mentaddaburinya

photo author
- Rabu, 19 Maret 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Syahrul Qur'an adalah sebutan untuk bulan Ramadan yang berarti bulan Al-Qur'an. Sebutan ini merujuk pada peristiwa diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadhan. 

Alasan disebut Syahrul Qur'an adalah : (1) Al-Qur'an pertama kali diturunkan ke langit
dunia pada bulan Ramadan, (2) Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW selama 23 tahun, dan (3)  Peristiwa diturunkannya Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an) di bulan Ramadhan, khususnya di malam Lailatul Qadar, menjadi momen penting dalam sejarah umat Islam. 

Al-Quran bagi seorang muslim diyakini merupakan Kitab Suci yang paling terpelihara
keasliannya, sebagaimana firman-Nya: “Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan Kami pulalah yang akan memeliharanya”. (QS. Al-Hijr, 15:9).

Baca Juga: Ramadhan krisis darah, PMI Sleman siap melayani permintaan donor darah dari masyarakat baik siang maupun malam hari

Kata “Qur’an” digunakan sebagai nama Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai hudan, artinya petunjuk bagi kehidupan manusia dalam mengarungi hidup ini (QS. Al-Baqarah; 2:2) dan sebagai furqon, artinya pembeda antara yang baik dengan yang buruk, yang halal dengan yang haram, yang salah dengan yang benar, yang indah dengan yang jelek, dan yang dapat dilakukan dengan yang dilarang (QS. Al-Baqarah; 2:185).

Sedangkan secara istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril dalam bahasa Arab untuk menjadi petunjuk bagi manusia sepanjang masa.

Perlu difahami bagi orang-orang yang beriman, bahwa untuk membaca Kitab Suci Al-Qur’an itu ada adab dan akhlaknya. Orang yang mengabaikan akhlak dan etika ini, tidak memeliharanya dengan baik, belum bisa dikategorikan sempurna bacaannya.

Akan tetapi bacaannyapun tetap bermanfaat dan tidak sia-sia dalam arti tetap berpahala di sisi Allah, meskipun kurang sempurna.

Baca Juga: Promedia Salurkan 300 Paket Sembako ke Warga Kota Bandung, Berbagi Kebahagiaan di Ramadhan 2025

Salah satu dari akhlak itu adalah orang yang membaca Kitab Suci Al-Qur’an adalah bersifat
ikhlas kepada Allah SWT serta mengharapkan keridhaan-Nya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ikhlas berarti bersih hati atau tulus hati.

Dalam ajaran Islam, ikhlas adalah roh dari suatu amal perbuatan. Akhlakul karimah yang berupa ikhlas ialah buah dari ihsan yaitu suatu keyakinan seseorang bahwa yang kita lakukan diketahui dan dilihat oleh Allah SWT.

Adapun akhlak yang berikutnya adalah khusu’ saat membaca Al-Qur’an. Firman Allah SWT: “Katakanlah: ‘Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah).

Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (QS. 17:107) dan mereka berkata: ‘Mahasuci Rabb kami; sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi.’ (QS. 17:108) Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. al-Isra’; 17:107-109).

Baca Juga: Kebutuhan Air Terpenuhi, Lahan Sawah di Sukoharjo Seluas 20.475 Hektar MT I Ditanami Padi

Akhlak penting yang lain dalam membaca Al-Qur’an adalah harus merenungi apa yang dibacanya, memahami maksudnya dengan penuh kesadaran dan tidak lalai. Firman
Allah SWT: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad; 38:29).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X