JUDUL di atas, seperti diangkat dalam headline koran ini Sabtu pekan lalu, terasa menyeramkan. Namun, tentu bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk peringatan kepada masyarakat, terutama perempuan untuk lebih berhati-hati ketika bepergian terutama pada malam hari.
Kasus penjambretan sadis ini terjadi di kawasan Seyegan Sleman, korbannya CI (18) warga Margomulyo Seyegan dan KC (26) warga Margodadi Seyegan.
Kedua peristiwa penjambretan itu tidak berbarengan namun selisih satu hari. Kedua korban adalah perempuan yang bepergian pada malam hari karena sesuatu urusan.
Baca Juga: Rumah dijual tanpa izin, suami ajukan gugatan ke pengadilan, begini kronologinya
Modusnya, mereka dibuntuti pelaku yang kemudian menjambret tas cangklong berisi barang berharga, termasuk uang. Karena kaget, keduanya jatuh dari motor hingga mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh.
Bersyukur beberapa hari kemudian, polisi berhasil menangkap pelaku di rumahnya, seorang pemuda berinisial IP (32), warga Margomuyo Seyegan Sleman. Karena bukti sangat kuat, polisi langsung menetapkannya sebagai tersangka dan ditahan.
Motif perbuatan pelaku tentu ekonomi. Aksi mereka tergolong sadis karena membuat korbannya mengalami luka-luka. Dengan menjambret tas, motor korban oleng dan jatuh. Bayangkan, bagaimana bila saat itu ada kendaraan roda empat lewat dan menabrak korban ?
Baca Juga: KA Parcel Selatan Mulai Jalan, KAI Logistik Pangkas Waktu Tempuh Rute Bandung–Surabaya Jadi 1 Hari
Inilah sadisnya pelaku, membiarkan korbannya dalam kondisi terluka akibat dijambret. Pelaku sama sekali tak punya rasa kemanusiaan, sehingga membiarkan korban terkapar di jalan. Penjahat macam ini tentu harus mendapat hukuman setimpal biar kapok. Apalagi, aksinya tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali. Diyakini IP sudah sering melakukan kejahatan penjambretan.
Polisi harus mengembangkan penyidikan kasus ini. Misalnya, apakah IP beraksi sendiri, atau ada komplotannya. Selain itu, diyakini ada penadahnya, sehingga harus ditangkap pula. Berkenaan itu, polisi juga perlu mengintensifkan patroli di lokasi.
Terbukti, pelaku beraksi di tempat yang sama di malam hari. Boleh jadi, sebelumnya pelaku telah melakukan survei tempat mana yang dianggap sepi dan kondusif untuk beraksi.
Baca Juga: Rugikan Nasabah hingga Rp 150 Miliar, Ketua Kospin PAS Dituntut 10 Tahun
Selain perlu penerangan yang cukup dan patroli keamanan, diharapkan warga di sekitar lokasi juga mengintensifkan siskamling. Sebab, penjahat manapun akan takut ketika berhadapan dengan warga dalam jumlah banyak atau kolektif. Perlawanan secara kolektif ini akan efektif menghadapi penjahat, termasuk penjambret sadis. (Hudono)