Kedelapan, haram masuk surga bagi pemimpin yang menipu rakyatnya. “Abu ja’la (ma’qil)
bin jasar r.a berkata: saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih menipu rakyatnya, melainkan pasti allah mengharamkan baginya surga.” (HR. Buhari dan Muslim).
Kesembilan, kepemimpinan harus dilaksanakan dengan baik. ‘Aisjah r.a berkata: “Saya telah
mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda di rumahku ini: ya Allah siapa yang menguasai sesuatu dari urusan umatku, lalu mempersukar pada mereka, maka persukarlah baginya. Dan siapa yang mengurusi umatku lalu berlemah lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.” (HR. Muslim).
Kesepuluh, pemimpin tidak boleh kejam atau otoriter. ‘Aidz bin Amru RS, ketika ia masuk
kepada Ubaidillah bin Zijad berkata: hai anakku saya telah mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda: sesungguhnya sejahat-jahat pemerintah yaitu yang kejam (otoriter), maka janganlah kau tergolong daripada mereka.” (HR. Buhari dan Muslim).*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan Nasional (KST) Provinsi DIY