HARIAN MERAPI - Memberikan nafkah sesuai kemampuan adalah tugas utama seorang suami dalam hidup berumah tangga.
Prinsip-prinsip pembentukan keluarga samara ini akan dapat terwujud ketika perkawinan berdasarkan empat pilar perkawinan; yakni: (1) perkawinan adalah berpasangan (zawaj) (QS. Al-Baqarah; 2:187),
(2) perkawinan adalah ikatan yang kokoh (mitsaqan ghalizhan) (QS. An-Nisya’; 4:21), (3) perkawinan harus dipelihara melalui sikap dan perilaku saling berbuat baik (mu’asyarah bil
ma’ruf) (QS. An-Nisya; 4:19), dan (4) perkawinan harus dikelola dengan musyawarah (QS. Al-
Baqarah; 2:23).
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, KPU Sukoharjo bersiap kemungkinan calon tunggal
Di samping itu suami dan istri juga harus memahami berbagai tugas dan kewajiban
dalam kehidupan untuk terwujudnya keluarga sakinah mawadah wa rahmah.
Salah satu tugas seorang suami kepada istri dan keluarga yang akan membawa kepada
keluarga yang harmonis adalah memberikan nafkah sesuai dengan kemampuan. Taggung jawab suami adalah memberikan nafkah kepada keluaga.
Seorang suami yang mengabaikan tugas ini merupakan suami yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Sebaliknya seorang istri juga harus melihara benar-benar seberapa pun kemampuan suami, jangan membebani dengan permintaan materi yang melampaui kemampuan suami.
Di samping tugas utama sebagaimana di atas, seorang suami memiliki kewajiban untuk:
Pertama, membantu istri dalam memimpin bahtera keluarga, menjaga keselamatan dan
kesejahteraan keluarga.
Baca Juga: Kabar dari IKN, kepindahan ASN tunggu infrastruktur digital selesai
Kepemimpinan seorang suami mengandung berbagai aspek keperluan; dari keteladanan sampai kepada pengatur utama bahtera keluarga merupakan refleksi dari tanggung jawab suami sebagai penanggung jawab utama bahtera keluarga.
Kedua, hormat dan penuh kesantunan, teristimewa ketika istri dalam kesulitan. Kesulitan dan
keruwetan yang dialami seorang istri sebenarnya adalah kesulitan dan keruwetan keluarga juga. Oleh karena itu seorang suami harus jeli terhadap berbagai problem yang sedang dihadapi istrinya.
Setidaknya memberikan kesan kepada istri bahwa dia ikut terlibat dalam penyelesaian kesulitan
istrinya.
Ketiga, mendampingi istri dalam mendidik anak-anak. Seorang suami harus mencoba agar
sang istri mampu mengarahkan anak-anaknya dengan baik. Doronglah dia secara maksimal agar
mengoptimalkan dirinya dalam tugas yang seperti ini.
Baca Juga: Polda DIY Gelar Bakti Sosial dan Doa Bersama di 11 Panti Asuhan Wilayah Sleman
Keempat, sabar dan ridha atas berbagai kekurangan yang dialaminya. Setiap keluarga memiliki kebutuhan dan kekurangan yang berbeda dengan keluarga lain. Terhadap kenyataan yang
seperti ini, seorang suami harus memahami sedalam-dalamnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.