HARIAN MERAPI - Kelelahan adalah suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah. Kelelahan dapat akut dan datang tiba-tiba atau kronis dan bertahan.
Penyebab munculnya rasa lelah sangatlah beragam, seperti aktivitas berlebihan, kurangnya waktu
istirahat, stres, pola makan kurang baik, gaya hidup tidak sehat, dan lain sebagainya.
Kelelahan cenderung tidak disenangi oleh orang yang mengalaminya dan cenderung sangat
menghantui kehidupan sehari-hari. Tetapi ada kelelahan yang baik bagi seseorang dan sangat dicintai oleh Allah SWT; diantaranya adalah lelahnya orang yang mengurus keluarga dan mencari nafkah keluarga.
Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim; 66:6).
Berkaitan dengan memberikan nafkah kepada keluarga, Allah SWT berfirman: “Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah; 62:10).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku” (HR. Tirmidzi).
Dalam Hadits yang lain, Rusalullah Muhammad SAW bersabda: Allah menyukai orang fakir yang apik dan yang menjadi tulang punggung keluarga.” (HR. Ibnu Majah).
Adapun kelelahan-kelelahan lain yang disukai Allah SWT adalah:
Pertama, lelahnya orang yang berjihad di jalan Allah. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya
Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an.” (QS. At-Taubah; 9:111).
Kedua, lelahnya orang yang berdakwah dan menyeru kepada kebaikan. Firman Allah SWT:
“(Siapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya, tiada seorang pun yang lebih baik
perkataannya (daripada seorang yang menyeru kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya (mengerjakan amal yang saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?''). (QS. Al-Fussilat; 41:33).
Ketiga, lelahnya orang yang belajar dan menuntut ilmu. Firman Allah SWT: “Tidak wajar
bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, 'Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.' Akan tetapi (dia berkata), 'Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya, dan (tidak wajar pula baginya) menyuruh kalian menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kalian berbuat kekafiran di waktu kalian sudah (menganut agama) Islam.” (QS. Ali Imran; 3:79).
Baca Juga: Peringati HUT Ke-76, Polwan Polres Sukoharjo Bagi Bunga dan Sembako ke Masyarakat Pengguna Jalan
Keempat, lelahnya orang yang beribadah dan beramal shaleh. Firman Allah SWT: “Tidak
mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, ''Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,'' tetapi (dia berkata), ''Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!'' (QS. Ali Imran; 3:79).