HARIAN MERAPI - Setiap orang secara sadar berusaha untuk menghindari kegagalan. Kegagalan adalah ketidakmampuan untuk meraih suatu keinginan, baik dalam bidang karir, pendidikan, asmara, atau kehidupan secara keseluruhan.
Menariknya, banyak yang percaya bahwa kegagalan sebenarnya dapat menjadi batu loncatan awal menuju kesuksesan.
“Kegagalan adalah sukses yang tertunda,” demikianlah orang mengatakan Pribadi yang gagal (Inggris : FAILURE) menurut Maxwell Maltz dalam bukunya “The New Psycho-Cybernetics”, ada tujuh ciri pribadi gagal yang harus dihindari dan dihilangkan; yakni: Frustration, Aggressiveness, Insecurity, Loneliness, Uncertainty, Resentment, dan Emptiness.
Baca Juga: Petugas keamanan heroik, gagalkan mahasiswi bunuh diri
Secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Frustration. Kata Frustrasi berasal dari bahasa Latin Frustation, yaitu perasaan jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan.
Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi yang dirasakan. Pada dasarnya, frustrasi adalah kondisi yang berkaitan erat dengan rasa stres dan putus asa. Lebih tepatnya, kondisi ini kerap memicu terjadinya stres yang membuat seseorang merasa kewalahan atau kesulitan untuk menghadapi sebuah situasi.
Kedua, Aggressiveness. Orang yang agresif memiliki kualitas kemarahan dan tekad yang
membuat mereka siap bermusuhan, merusak, berperang, dan menyerang orang lain atau obyek lain yang dipandang sebagai sumber kemarahan. Beberapa anak jauh lebih agresif dibandingkan yang lain.
Faktor internal penyebab perilaku agresif adalah frustrasi, emosi, keinginan untuk bercanda,
mengimitasi perilaku orang lain dan kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah kurangnya
perhatian orang tua, adanya konflik dengan siswa lain, adanya konflik dengan keluarga, pengaruh
pergaulan dan lingkungan.
Baca Juga: Rayakan semangat kemerdekaan, Qhomemart gelar baksos dan berbagai lomba
Ketiga, Insecurity. Insecure adalah kondisi ketika tingkat percaya diri seseorang menurun
disertai dengan perasaan cemas, gelisah, dan takut dalam menghadapi atau melakukan sesuatu.
Perasaan insecure merupakan hal yang wajar jika terjadi hanya pada kondisi tertentu saja dan tidak berlangsung terus menerus. Insecure sering menyebabkan pikiran negatif tentang kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, mencapai tujuan, atau menemukan penerimaan dan dukungan dari orang lain.
Keempat, Loneliness. Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan
dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang kita
inginkan dan jenis hubungan sosial yang kita miliki.
Loneliness merupakan hidup tanpa melakukan hubungan, tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan interpersonal yang akrab dengan orang lain. Loneliness biasanya akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, menyalahkan diri sendiri dan minder.
Kelima, Uncertainty. Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan di
mana ada beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda.