Arti penting mengambil ibrah keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak

photo author
- Rabu, 7 Agustus 2024 | 09:45 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen Psikologi Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Penasihat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen Psikologi Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Penasihat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok Pribadi)

HARIAN MERAPI - Memberikan yang berkualitas tinggi dalam keluarga dapat menjadi bekal awal yang terbaik dalam hidup anak-anak.

Beberapa manfaat lainnya termasuk membantu mereka berteman, mengembangkan kemandirian, belajar rutinitas baru, dan juga mendukung transisi mereka ke jenjang sekolah dengan tingkat yang lebih tinggi.

Setiap anak membutuhkan pendidikan untuk memperkembangkan dirinya secara maksimal. Melalui pendidikan dalam keluarga, anak usia dini tidak hanya mendapatkan pengajaran khusus sebagaimana didapatkan di sekolah yang akan dimasukinya di kelak kemudian hari, tetapi juga sesuatu yang lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan hidup sebagaimana dicontohkan orang tua dalam pendidikannya.

Baca Juga: Keterlaluan! Alat pemantau aktivitas Gunung Semeru hilang dicuri, padahal itu sangat penting

Orang tua yang dijadikan contoh bagi anak-anak dalam perkembangannya merupakan sosok
yang memiliki jiwa keteladanan yang hebat. Keteladanan adalah “making something as an example” (menjadikan sesuatu sebagai teladan).

Dengan demikian keteladanan adalah segala sesuatu yang terkait dengan perkataan, perbuatan, sikap, dan perilaku seseorang yang dapat ditiru atau diteladani oleh pihak lain. Al-Qur'an sebagai kitab suci memberi penegasan bahwa perikehidupan Nabi Muhammad saw adalah uswatun hasanah atau contoh teladan bagi umat manusia, yaitu: siddiq (jujur/benar), amanah (bisa dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas).

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti berhasil
dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak sejak usia dini.

Hal ini karena pendidik/orang tua merupakan figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak tanduknya serta sopan santunnya disadari atau tidak akan menjadi perhatian anak-anak sekaligus akan ditirunya.

Baca Juga: Kabar dari IKN, Sidang kabinet di Nusantara pada 12 Agustus 2024 untuk bahas transisi pemerintahan

Pengungkapan kata teladan (uswah) dalam al-Qur’an dinyatakan sebanyak tiga kali, yaitu dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, Al-Mumtahanah ayat 4 dan 6. Kata uswah yang terdapat dalam Surat Al-Ahzab menerangkan keteladanan Rasulullah Muhammad SAW, dan Surat Al-Mumtahanah ayat 4 dan 6 menerangkan tentang keteladanan khalilullah Nabi Ibrahim AS.

Dalam al-Ahzab ayat 21 Allah SWT menjelaskan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merupakan suri teladan yang harus diikuti oleh umat Islam, dan keteladanan beliau diungkapkan dengan uswah hasanah (keteladanan yang baik).

Ayat ini menjadi dasar bahwa segala yang berasal dari beliau, hendaknya harus diikuti. Segala perkataan, perbuatan, tindakan yang beliau lakukan, baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadi dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam kehidupan yang menyangkut kehidupan orang banyak (baca: bernegara) hendaknya dijadikan contoh oleh umat Islam.

Manusia memiliki kecenderungan untuk mencari suri teladan yang menjadi pedoman yang
akan menerangi jalan kebenaran dan dapat menjadi contoh kehidupan dalam melaksanakan syari’at yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Viral! Kontes kecantikan transgender di Jakarta digelar tanpa izin, begini penjelasan pihak kepolisian

Maka dari itu Rasulullah Muhammad SAWtampil sebagai teladan baik sebagai seorang pemimpin keluarga, sebagai seorang teman, pemimpin pasukan perang juga pemimpin negara. Beliau teladan dalam sifat kebapakan, dalam memperlakukan anak-anak kecil dengan penuh cinta dan kasih sayang, dalam pergaulan bersama sahabat dan tetangga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X