Lima penyebab orang terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat atau sulit bersyukur

photo author
- Senin, 5 Agustus 2024 | 17:00 WIB
 Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Wakil Ketua Komite SMKN 3 Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dokumen Pribadi)
Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Wakil Ketua Komite SMKN 3 Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta (Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Di antara penyebab orang sulit bersyukur atau terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat adalah:

Pertama, memakan rezeki haram. Ketika hati ini sulit untuk bersyukur, perlu dicek; apakah
ada sumber nafkah atau bahkan asupan yang haram masuk ke dalam tubuh kita?

Sudah kah kita yakin bahwa apa yang kita peroleh berasal dari sesuatu yang halal dan apa yang masuk ke dalam tubuh juga sesuatu yang halal? Jangan anggap remeh persoalan ini. Karena halal atau haramnya apa yang masuk ke dalam tubuh kita dapat berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.

Baca Juga: NU-Muhammadiyah seperti adik-kakak yang kedepankan toleransi

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah; 2:172).

Kedua, tidak menghargai nikmat Allah, merasa semua yang dimiliki memang sudah
semestinya. Ada orang yang berfikir bahwa rizkinya itu diperoleh karena usahanya sendiri saja, tidak ada campur tangan Allah.

Kalau sekarang hidupnya kaya dan sangat mapan karena dirinya bekerja keras. Orang-orang seperti ini biasanya lupa, bahwa jika bukan karena rahmat Allah, tidak mungkin rizki yang dinikmatinya sekarang ini dapat diperolehnya.

Jika bukan karena kasih sayang Allah, bisa jadi hidup akan terasa sulit dan hati menjadi semakin sempit, sebagaimana firman-Nya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl, 16:78).

Baca Juga: Inilah manfaat menyusui secara langsung, salah satunya bisa cegah terjadinya mastitis pada ibu

Ketiga, menghendaki balasan duniawi semata. Bagi mereka yang hanya mengharapkan
pahala dunia, maka harta dan segala macam kemewahan dunia itu lebih penting dari apapun.

Jangankan untuk bersyukur, untuk sekadar mengingat Allah saja pasti akan sangat sulit, karena yang ada di dalam pikirannya hanyalah urusan dunia saja.

Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya: “Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran; 3:145).

Keempat, karena kesombongan. Kesombongan adalah salah satu musuh besar setiap orang.
Orang yang sombong bagaimana mungkin dirinya bisa bersyukur. Orang yang diuji dengan
kesombongan, baginya kekayaannya itu juga diperoleh karena dirinya hebat.

Baca Juga: BTN Syariah Jajaki Peluang Kerja Sama dengan PP Muhammadiyah

Sebagaimana kesombongan Fir’aun yang merasa lebih tinggi dari Tuhan itu sendiri karena kekayaan yang dimilikinya. Padahal kekayaannya itu sebenarnya ujian baginya; sebagaimana Firman-Nya:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X