Kelima, hanya orang-orang mukmin saja yang pantas memakmurkan masjid. Firman Allah
SWT: “Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka bersaksi bahwa diri mereka kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amal mereka dan di dalam nerakalah mereka kekal. Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah; 9:17-18).
Keenam, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau
melaksanakan salat di dalamnya.
Firman Allah SWT: “(Di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), (menyebabkan) kekufuran, memecah belah di antara orang-orang mukmin, dan menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya telah memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami
hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS. At-Taubah; 9:107-108).
Ketujuh, hari kiamat tidak diragukan kedatangannya. Firman Allah SWT: “ Dan demikian
(pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, maka mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.” Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, “Kami pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya.” (QS. Al-Kahfi; 18:21).
Kedelapan, orang-orang beriman yang diizinkan untuk berperang adalah mereka yang diusir
dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, baik menurut akal sehat maupun nurani.
Firman Allah SWT: “(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya, tanpa alasan yang benar hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami adalah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, sinagoge-sinagoge, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj; 22:40).
Kesembilan, di antara orang-orang yang akan diberi Allah pancaran Nur Ilahi itu ialah orang-
orang yang selalu menyebut nama Allah di masjid-masjid pada pagi dan petang hari serta bertasbih menyucikan-Nya.
Firman Allah SWT: “(Cahaya itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual
beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari
ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” (QS. An-Nur; 24:36-37).
Kesepuluh, masjid-masjid itu adalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, seyogyanya tidak ada
penyembahan di dalamnya selain kepada-Nya dan tidak pula mempersekutukan-Nya. Firman Allah
SWT: “Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah. Maka, janganlah menyembah apa pun
bersamaan dengan (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jinn; 72:18). *
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Dewan Penasihat Komnas Pendidikan DIY