HARIAN MERAPI - Menurut bahasa shalat artinya adalah doa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.
Tujuan melaksanakan shalat antara lain; menyembah Allah Swt, agar seseorang selalu ingat kepada Allah SWT, mencegah perbuatan keji dan munkar, dengan harapan masuk surga, untuk menghilangkan keluh kesah, resah, tak tenang.
Dengan melaksanakan shalat dengan benar dan khusyuk maka sifat-sifat tersebut akan hilang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti istiqamah adalah sikap teguh pendirian
dan selalu konsekuen. Istiqamah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap konsisten seseorang terhadap berbagai hal, seperti beribadah shalat, sikap, perkataan, dan lainnya.
Shalat dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan melebihi ibadah-ibadah lainnya. Setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa memperhatikan amalan shalat mereka. Ada pun kedudukan Shalat dalam Islam adalah berikut ini:
Pertama, shalat adalah tiang agama. Tiang ini diibaratkan sebagai fondasi dasar dalam sebuah
bangunan. Jika fondasi tersebut rusak, hancurlah bangunan tersebut.
Begitupun dengan shalat, jika ditunaikan dengan khusyu dan istiqomah, keimanan seorang Muslim akan selalu kokoh dan kuat.
Baca Juga: Begini cara menangani efek samping kemoterapi pada anak
Dalam hadits Mu’adz disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Pokok dari segala bentuk ibadah adalah Islam; tiangnya adalah shalat; dan amalannya yang paling tinggi adalah jihad.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Kedua, shalat merupakan Rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Dari
Abdullah bin Umar RA Rasuliullah Muihammad SAW bersabda: “Islam dibangun atas lima perkara, yaitu: (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan Shalat, (3) menunaikan zakat, (4) Haji ke Baitullah, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, amalan seseorang bisa dinilai dari shalatnya. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntunga dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah mengatakan, ‘Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amal shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Keempat, perkara terakhir yang hilang dari manusia adalah shalat. Dari Umamah Al-Bahili, ia
berkata, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Tali ikatan Islam akan putus seutas emi seutas.
Setiap kali terputus, mausia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah
hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad).
Baca Juga: SMA MUHI serahkan beasiswa sebesar Rp 489 juta untuk peserta didik baru
Kelima, Allah SWT mencela orang-orang yang melalaikan shalat. Firman Allah SWT: “Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam; 19:59).