Toxic

photo author
- Jumat, 10 Mei 2024 | 16:15 WIB
Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun (Dok.pribadi)
Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun (Dok.pribadi)


Oleh: Hendry Ch Bangun

Kata toxic mendadak populer belakangan ini. Penyebabnya adalah ucapan Menkominves Luhut B Panjaitan ketika berpesan kepada Prabowo Subianto yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi, sah sebagai Presiden Republik Indonesia.

Toxic, tentu kita tahu semua bahwa artinya racun. Bahan yang bisa mematikan, mencabut nyawa, minimal merusak fisik, raga manusia karena kandungan kimia yang ada di dalamnya. Satu tetes racun bisa merusak sel darah, merusak jantung, merusak otak, dan pada akhirnya membuat seluruh tubuh tidak berfungsi atas mati.

Tetapi toxic juga kerap digunakan di dalam dunia manajemen dan kehidupan sosial. Sebagai contoh kita ketahui bahwa istilah karatan yang sifatnya fisik selalu disejajarkan dengan orang yang tua, berpengalaman di satu hal tertentu.

Di dalam hubungan sosial ini mengacu pada adanya kondisi rusak antar dua manusia karena yang satu bersifat racun atas lainnya. Misalnya karena pendendam, selalu ingin menang, tidak mau memahami masalah yang dihadapi, emosi tidak stabil, dsb. Sehingga lama kelamaam sifat buruk ini menciptakan ketegangan, dan suasana tidak nyaman. Hubungan menjadi rusak dan mungkin terputus.

Baca Juga: Kapal Dihantam Gelombang Tinggi, 3 Nelayan Pantai Sadeng Gunungkidul Diselamatkan Tim SAR. Ini Kronologinya

Di dalam istilah manajemen, toxic ini dihubungkan dengan seseorang yang menjadi pengganggu roda organisasi. Cirinya, kurang bertanggung jawab, sering ngeles, menyalahkan orang lain, tidak mau bekerja keras, suka menyalahkan atasan atas beban pekerjaan, dsb.

Yang juga menjadi ciri utama adalah menjelek-jelekkan perusahaan sendiri, organisasi sendiri, kepada orang lain. Dia tidak loyal dan mau menang sendiri. Sikap biasanya terjadi pada orang yang tidak puas atas gajinya atau tidak puas dengan posisi atau jabatannya.

Saat mendapat pelatihan manajemen, mentor mengatakan, kalau dijumpai pegawai, staf yang seperti itu, khususnya yang tidak mau diperbaiki, sebaiknya diberhentikan saja.

Sebab dia akan selalu menjadi racun bagi perusahaan, racun bagi organisasi. Dia bisa membuat karyawan lain ikut malas, malah menghasut, dan menghambat kinerja organisasi.

Baca Juga: Berhasil menyingkirkan pengganggu, simak peruntungan horoskop Shio Tikus dan Shio Kerbau Sabtu 11 Mei 2024

Orang seperti ini digambarkan memiliki masalah kejiwaan parah dan harus diperlakukan khusus. Tentu kalau di perusahaan itu ada bidang konsultasi jiwa atau psikologis tetapi di zaman sekarang ini kecenderungannya, karyawan seperti itu ya dipecat saja. Kecuali orang itu luar biasa penting bagi perusahaan atau organisasi.

********

Toxic employe adalah tantangan besar bagi bagian SDM sebuah perusahaan. Oleh karena itu pada saat melakukan rekrutmen selalu ada asesmen, selain untuk mencari orang pintar, orang yang cocok untuk bidang pekerjaan yang dicari, juga dicari orang yang mudah berkolaborasi, bekerjasama dalam sebuah tim.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB
X