HARIAN MERAPI - Puasa Ramadhan sejatiny juga merupakan sarana melatih kejujuran pribadi muslim.
Jujur dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah shidqu atau shiddiq yang berarti berkata benar atau nyata. Arti dari kata tersebut ialah merupakan bentuk kesamaan atau kesesuaian antara kata yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan, atau antara informasi dan kenyataan.
Dalam arti yang lebih luas, jujur artinya tidak melakukan kecurangan, mengikuti kaidah atau aturan yang berlaku dan memiliki kelurusan hati. Puasa Ramadhan 1445 H yang sedang kita jalani ini memberikan kesempatan kepada setiap muslim untuk melatih kejujuran.
Jujur merupakan salah satu sifat utama Nabi Muhammad SAW yang merupakan sosok mulia dan teladan sempurna bagi seluruh umat manusia.
Nabi Muhammad SAW sudah dikenal sebagai pribadi yang jujur dan amanah bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul. Orang yang jujur akan dicintai oleh Allah SWT dan orang lain yang mengenalnya.
Jujur membutuhkan keteguhan hati, terkadang terasa berat, pahit, dan mengundang resiko.
Tetapi segala sesuatu yang diniatkan karena Allah tentu akan mendapat jaminan balasan yang terindah dari Allah pula yaitu berupa surga yang penuh dengan kenyamanan dan keabadian.
Baca Juga: Peredaran uang tinggi, Polres Sukoharjo antisipasi upal jelang Lebaran
Puasa Ramadhan merupakan salah satu cara untuk melatih kejujuran. Seseorang yang memiliki sifat jujur akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang tinggi dari Allah SWT.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Ahzab, 33:35).
Dalam agama Islam terdapat beberapa macam sifat jujur yang dibedakan berdasarkan penerapan sifat jujur tersebut;
(1) Jujur dalam niatnya atau kehendaknya, artinya seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak dengan dorongan dari Allah.
Baca Juga: Waspada, anak perempuan lebih rentan alami gangguan dismorfik tubuh, begini gejalanya
(2) Jujur dalam ucapan, yaitu seseorang yang berkata sesuai dengan apa yang dia ketahui atau terima. Ia tidak berkata apapun, kecuali perkataan tersebut merupakan kejujuran.