BELAKANGAN aksi kejahatan marak lagi, terutama kejahatan jalanan yang pelakunya masih remaja.
Seperti yang terjadi di Jalan Wonosari beberapa hari lalu, polisi mengamankan dua remaja anggota geng pelajar yang kedapatan membawa senjata berupa stik yang diduga akan digunakan untuk melakukan kekerasan.
Untungnya saat itu ada razia yang digelar aparat kepolisian. Kedua remaja tersebut pun diamankan dan diinterogasi di kantor polisi. Mereka mengakui terus terang sebagai anggota geng pelajar.
Baca Juga: Penting bagi kaum perempuan, kenali kanker leher rahim berikut pengobatannya
Lantaran belum terbukti melakukan tindak kekerasan, polisi membina mereka kemudian mengembalikan kepada orangtuanya setelah menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.
Tak hanya itu, kedua remaja, ADA (17) dan IWN (17) diwajibkan mengikuti apel setiap Senin dan Kamis di kantor polisi. Ini sebagai wujud pembinaan yang dilakukan aparat kepolisian dengan harapan mereka disiplin dan tidak mengulangi perbuatannya. Selain itu, orangtua kedua remaja tersebut juga dihadirkan. Sebab, boleh jadi kedua orangtua mereka tidak tahu kelakuan anaknya selama ini.
Diamankannya dua remaja anggota geng pelajar itu juga berkat informasi dari warga yang melihat mereka mengeluarkan senjata. Meski belum digunakan, namun patut diduga senjata tersebut akan digunakan untuk aksi kekerasan. Dari laporan warga inilah polisi langsung merespons dan mengamankan mereka dalam suatu razia.
Baca Juga: Tahukah Anda perbedaan talasemia dan anemia, simak penjelasan dokter spesialis patologi klinik
Dari peristiwa di atas, jelas bahwa geng pelajar di Yogya masih eksis, belum bubar. Padahal, dalam beberapa bulan terakhir banyak geng pelajar yang membubarkan diri dan diliput media. Ternyata hal itu tidak menjamin bahwa geng pelajar telah benar-benar bubar. Bisa saja mereka membubarkan diri dari geng lama, tapi kemudian membentuk geng baru.
Keberadaan geng pelajar ini sangat meresahkan masyarakat, karena kecenderungannya berbuat onar di jalan. Korbannya bukan hanya pelajar saja, tapi juga masyarakat umum yang acap tidak tahu apa-apa.
Mereka acap menjadi sasaran bacok atau penganiayaan oleh geng pelajar. Seiring dengan giat pemberantasan klitih atau kejahatan jalanan, selayaknya polisi juga merazia geng pelajar yang sering bikin onar.
Baca Juga: Begini harapan Mahfud MD terhadap putusan MKMK atas dugaan pelanggaran etik 9 hakim MK
Terlebih jelang Pemilu 2024, razia harus diintensifkan, karena tidak tertutup kemungkinan ada komplotan penjahat yang menyusup dan bergabung dengan geng pelajar untuk bikin kerusuhan. Untuk memberantasnya tentu butuh sinergi dan kolaborasi antara polisi dengan masyarakat. Kejahatan harus dilawan secara kolektif. (Hudono)