Baca Juga: Penjelasan Menteri Bahlil Terkait Percepatan Proyek Rempang Eco-City yang Terkesan Terburu-buru
dan (5) menyampaikan konsep makhlk Allah yang beraneka ragam yang semuanya serba penuh keindahan dan keselarasan serta tidak menakutkan.
Kedua, mengatasi perasaan marah pada anak. Anak marah dapat diekspresikan dengan kata-kata makian, menjatuhkan atau merusak benda-benda di sekitarnya sampai mogok makan atau berdiam diri penuh kejengkelan.
Hal ini kalau tidak segera diatasi akan mengakibatkan permusuhan anak dengan orangtua. Berbagai penyebab anak marah adalah karena adanya pembatasan gerak anak, beban yang terlalu berat yang tidak mampu untuk menanggungnya,
mengisolir anak dari nsesuatu yang disenanginya semisal gadget dengan aneka game yang penuh variasi atau pemaksaaan sesuatu kepada anak yang tidak dicocoki anak itu sendiri.
Untuk mencegah dan mengurangi kemarahan anak perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: (1) tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya, (2) ciptakan ketenangan emosi anak dengan menciptakan komuikasi yang harmonis antar anggota keluarga,
Baca Juga: Berwisata di Taman Botani Baturraden sambil belajar
(3) hindarkan bentakan dan pukulan ketika orangtua marah kepada anak, (4) gunakan cara-cara persuasif dan sesekali dengan pemberian hadiah ketika memerintah anak, dan (5) ajaklah mendekati air (wudhu) ketika anak marah.
Ketiga, perasaan cemburu anak. Cemburu pada anak merupakan perpaduan antara rasa marah, takut dan cinta.
Kecemburuan itu timbul karena anak merasa kurang diperhatikan oleh ibunya akibat kelahiran adik baru yang dirasa sebagai pesaing untuk mendapatkan kasih sayang dari ibunya. Timbul rasa cembu dan saki hati kepada adiknya.
Untuk mengatasi rasa cemburu anak yang seperti ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: (1) seorang ibu tidak boleh membeda-bedakan antara anak yang satu dengan lainnya, juga ketika memanjakan si kecil jangan terlalu ekstrim dalam menunjukkan cintanya,
(2) perhatian anak dialihkan kepada sesuatu yang dapat menyibukkannya dan keasyikannya. Misalnya ketika akan meneteki si kecil, maka kakanya didorong untuk bermain dan melukis atau permainan lain yang menyenangkan anak.
Baca Juga: Ke mana arah dukungan politik PKN pimpinan Anas Urbaningrum belum ditentukan
Keempat, kebiasaan berdusta pada anak. Bedusta pada anak merupakan peniruan dari orang dewasa di sekitarnya.
Ucapan dikatakan berbohong bila memenuhi beberapa faktor yaitu: (1) sesuatu hal yang tidak benar; (2) mempunyai niat untuk menyesatkan; (3) berusaha untuk menyesatkan; dan (4) pihak lain jadi tersesat.