Pengurus Kampung Satwa ajak seniman, sastrawan dan budayawan lebih peduli lingkungan

photo author
- Rabu, 26 Oktober 2022 | 10:30 WIB
Nur Iswantara saat membaca puisi berjudul, Kampung Satwa Kerajaan Animalia dan Sekolah Ekologi.  (Foto: Sulistyanto )
Nur Iswantara saat membaca puisi berjudul, Kampung Satwa Kerajaan Animalia dan Sekolah Ekologi. (Foto: Sulistyanto )


HARIAN MERAPI – Peduli lingkungan memiliki makna luas, antara lain merupakan tindakan dan sikap untuk mencegah kerusakan lingkungan alam. Termasuk pula berusaha memperbaiki kerusakan lingkungan yang sudah ada.

Bahkan bisa juga meliputi menjaga kerukunan di masyarakat, berpartisipasi terwujudnya lingkungan sosial yang baik dan segala tindakan berdampak positif terhadap lingkungan.

Hal tersebut ditegaskan salah satu pendiri dan pengurus Kampung Satwa di Moyudan Sleman, Karl VH Kurniawan, baru-baru ini, saat pembukaan rintisan Sekolah Ekologi Kampung Satwa.

Baca Juga: Berontak menolak ditahan, Nikita Mirzani: Kalian jahat, nggak punya hati nurani

Ia pun menegaskan, rasa peduli terhadap lingkungan penting dimiliki setiap orang. Selain itu berbagai pihak seperti dari kalangan akademis, pejabat pemerintah, seniman, sastrawan, budayawan hingga masyarakat umum penting untuk bisa lebih peduli terhadap lingkungan.

“Ketika kami menggelar acara-acara penting di Kampung Satwa seperti terkait lingkungan hidup, biasa pula kami mengundang berbagai pihak. Alhamdulillah, banyak yang antusias untuk bisa hadir,” terang Kurniawan.

Lelaki ramah ini mengungkapkan, pada kesempatan tersebut sejumlah seniman musik, sastrawan, budayawan ataupun penggiat film pendek dapat hadir.

Baca Juga: Dihajar Benfica 4-3, Juventus tersingkir dari Liga Champions

Ia berharap suatu saat, bisa lebih banyak sastrawan, seniman ataupun budayawan yang bisa diundang dalam kegiatan-kegiatan di Kampung Satwa serta bisa aktif terlibat terkait lingkungan hidup.

Adapun seniman dari Sanggar Bambu Jogja seperti Triyono dan Yoyok menyumbangkan pembacaan puisi dengan diiringi alat musik gitar. Ada lagi yang menyumbangkan puisi, yakni Nur Iswantara (dosen ISI Yogyakarta) serta Bunda Cici.

“Teman-teman yang terlibat dalam pembuatan film pendek terkait lingkungan pun juga bisa datang seperti Sri Suratiyah, Yuli dan Yunan Bro asal Sedayu,” urainya.

Adapun tiga judul film pendek diputar dalam kesempatan tersebut, yaitu Mancing Pondasi, Ringin dan Manten Invasif.

Baca Juga: Daftar pemenang Devcamp 2022, program pelatihan Tokopedia untuk mencari talenta digital

“Sayangnya Kang Srundeng Angkringan dan Heru Dalimin yang menjadi tokoh dalam sejumlah film pendek di Kampung Satwa pas barengan acara, jadi kali ini tak dapat hadir,” ungkap Kurniawan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X