HARIAN MERAPI - Memperingati Ulang Tahun Wignya Wiyata, Permadani, Harpi dan Hari Wayang Pagelaran wayang kulit dengan cerita ‘Wahyu Makutharama’ dengan dalang Ki Jumbuh Siswanto dari Pakis, Magelang ini sebagai upaya melestarikan seni dan budaya Jawa.
Kegiatan ini selaras dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam
melestarikan Budaya Jawa yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2024 tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah.
Perda ini mengatur perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan daerah Jawa Tengah. Peraturan ini sebagai landasan hukum penting untuk melestarikan dan memajukan warisan budaya di wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga: Begini Komitmen Rano Karno terhadap penyandang disabilitas
Kebudayaan sebagai alat pemersatu, sehingga perlu memberikan perhatian khusus pada program pembangunan budaya, guna melestarikan Budaya Jawa dan Adat Istiadat dalam masyarakat.
Demikian dikatakan anggota DPRD Tingkat I Provinsi Jawa Tengah, Drs. H. Sunarno, MM., pada acara pagelaran wayang kulit dalam rangka ulang tahun Padhepokan Wignya Wiyata ke-5, Permadani Kabupaten Magelang ke-28, Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) ke-4 dan Hari Wayang Nasional 2025 di gedung TEA (Tempat Evakuasi Akhir) desa Danurejo Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang, Sabtu Pahing, 6 Desember 2025 yang lalu. Acara ini dimeriahkan dengan
bintang tamu Dagelan Kondhang Ki Tukiman dan Sindhen Kawakan Nyi Giyok Cucak Rawa.
Acara ini bertema ‘Manunggaling tekad hangudi lestarining budaya adiluhung’.
Pimpinan Padhepokan Wignya Wiyata, Ir. H. Wiyoto menjelaskan, acara ini difasilitasi
dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai aspirasi anggota DPRD Tingkat I Jawa Tengah dari Fraksi Golkar, Drs. H. Sunarno, MM.
Padhepokan yang dipimpinnya semula bernama ‘Sasana Wiyata’ sebagai tempat pelatihan pertanian swadaya, panatacara dan pamedharsabda serta seni karawitan.
Baca Juga: Catatan Pengajian NgaSSo: Kesalehan yang Bertumbuh, Ilmu yang Dimuliakan
Untuk pelatihan seni budaya Jawa akhirnya bernama Padhepokan Wignya Wiyata yang kegiatannya selaras dengan kegiatan Permadani. Kegiatan padhepokan ini mendukung pemerintah dalam melestarikan budaya adiluhung, Budaya Jawa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Slamet Achmad
Husein SE,MM., dalam sambutannya yang disampaikan Plt. Kepala Bidang Kebudayaan, Hari Bawartati, S.Sn., mengatakan pagelaran wayang kulit pada acara peringatan ulang tahun ini tidak hanya bersifat seremonial tetapi merupakan bukti bahwa ‘ekosystem’ seni pedalangan di Kabupaten Magelang tetap berkembang dan diwariskan kepada lintas generasi.
Padhepokan Wignya Wiyata dan Permadani merupakan tempat-tempat pelatihan budaya Jawa yang menumbuhkan kreatifitas seni selaras dengan perkembangan generasi jaman sekarang.
Permadani Kabupaten Magelang selama tiga dekade mempunyai peran besar dalam melestarikan Bahasa Jawa. Di wilayah Kabupaten Magelang tercatat ada 2.564 kelompok kesenian dengan 49 jenis kesenian dan upacara adat tradisional ada 50 jenis.
Terkait dengan Hari Wayang Nasional, pemerintah telah mengakui bahwa wayang
sebagai sebuah mahakarya seni yang luhur. Karena wayang tidak hanya tontonan tetapi juga memberikan tatanan dan tuntunan.