Wayang Kulit Tatah Sungging Pucung Imogiri Bantul Resmi Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis

photo author
- Senin, 25 Agustus 2025 | 19:20 WIB
Seorang perajin wayang kulit Pucung tengah menunjukkan hasil kerajinan tatah sungging wayang kulit.  (Dok Kemenkum DIY)
Seorang perajin wayang kulit Pucung tengah menunjukkan hasil kerajinan tatah sungging wayang kulit. (Dok Kemenkum DIY)

HARIAN MERAPI - Kerajinan wayang kulit tatah sungging di Pucung Wukirsari Imogiri Bantul kini telah resmi mendapatkan perlindungan hukum berupa sertifikat Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis (IG) dengan Nomor Pendaftaran: ID G 000000203.

Penetapan ini menegaskan bahwa warisan budaya khas Bantul ini memiliki keunikan dan kualitas yang diakui secara hukum sekaligus memberikan peluang lebih besar untuk berkembang di pasar nasional maupun internasional.

"Sertifikat Indikasi Geografis yang diterbitkan secara resmi ini adalah pengakuan terhadap kualitas dan keunikan wayang kulit tatah sungging Pucung Bantul," ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kakanwil Kemenkum) DIY, Agung Rektono Seto kepada wartawan, Senin (25/8/2025).

Baca Juga: Bentrok Suporter Persib Bandung dan PSIM Yogyakarta Akibatkan Satu Orang Terluka

"Dengan perlindungan hukum ini, kami berharap produk unggulan ini semakin mampu bersaing, baik di pasar domestik maupun global,” lanjutnya.

Perlindungan IG tidak hanya berfungsi menjaga orisinalitas produk, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Dengan adanya pengakuan resmi, para pengrajin memiliki posisi yang lebih kuat dalam menghadapi persaingan dan potensi pemalsuan produk.

Selain itu, IG juga membuka peluang untuk pengembangan wisata budaya dan ekonomi kreatif yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat Bantul.

Baca Juga: Terekam CCTV, mobil Dinas Satpol PP ugal-ugalan di jalan kampung Dukuh Logerit, Boyolali, ternyata digunakan oleh ......

Pemerintah melalui Kanwil Kemenkum DIIY berkomitmen memberikan pendampingan serta edukasi bagi para pelaku industri kreatif di Bantul.

Program penguatan kapasitas, promosi dan kerja sama lintas sektor akan terus dilakukan untuk memastikan wayang kulit tatah sungging Pucung Bantul tidak hanya menjadi kebanggaan lokal tetapi juga ikon budaya Indonesia yang mendunia.

Sejarah panjang wayang kulit tatah sungging Pucung Bantul bermula pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1917.

Baca Juga: Suharto resmi jadi Wakil MA Bidang Yudisial

Di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono VII, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta bernama Mbah Glemboh mengembangkan wilayah Pucung, yang kala itu merupakan daerah tandus menjadi pusat pengrajin wayang kulit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X