budaya

Dukung potensi siswa, SMP Negeri 3 Sleman Pentaskan Wayang Kulit dengan Dalang Cilik

Selasa, 21 November 2023 | 18:25 WIB
Dalang cilik Syarif Maulana Rahmadhana, siswa SMP Negeri 3 Sleman saat mementaskan wayang kulit di halaman sekolahnya. (Dok. Dinas Kebudayaan Sleman)

HARIAN MERAPI - SMP Negeri 3 Sleman menyelenggarakan pagelaran wayang dalang cilik di halaman sekolah setempat, Jalan Magelang, Tridadi, Sleman, Selasa (21/11/2023).

Tampil sebagai dalang cilik dalam pagelaran wayang kulit adalah Syarif Maulana Rahmadhana, peserta didik SMP Negeri 3 Sleman membawakan lakon Gatotkaca Lahir.

Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Sleman, Aris Susila Pambudi menjelaskan, Syarif adalah dalang cilik berbakat yang sudah beberapa kali mementaskan wayang kulit di berbagai tempat.

Baca Juga: Yenni Wahid silaturahmi dengan PMI di Malaysia, ungkap kelebihan pasangan Ganjar - Mahfud secara gamblang

Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sleman dalang cilik dalam pentas wayang kulit itu juga telah memiliki jam terbang sebagai pengendang, pengrawit, penata lampu dan panjak (asisten dalang).

Selain Syarif, sinden dan para penabuh gamelan pada pagelaran ini juga merupakan peserta didik SMP Negeri 3 Sleman hasil bimbingan ekstrakurikuler karawitan.

Dijelaskan Aris, pagelaran wayang kulit ini tidak hanya merupakan kesempatan untuk mengapresiasi bakat siswa. Tetapi juga sebagai bentuk dukungan dari sekolah dalam pengembangan potensi kreatif siswa.

Baca Juga: Buruh Harian Lepas Nekat Edarkan Ratusan Pil Koplo, Kini Meringkuk di Tahanan Polres Salatiga

 "Kami sangat bangga kepada siswa yang memiliki bakat luar biasa seperti Syarif Maulana Rahmadhana. Pagelaran wayang dalang cilik ini merupakan wujud dari komitmen sekolah dalam memberikan dukungan dan ruang bagi pengembangan bakat dan minat siswa," ujar Aris.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Edy Winarya dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dunia melalui UNESCO sudah mengakui wayang sebagai warisan budaya tak benda.

“Bukan hanya properti wayangnya, tetapi dunia memberikan apresiasi terhadap dinamika cerita dalam wayang yang mengandung filosofi tinggi dan tatanan kehidupan," katanya.

Baca Juga: Polsek Godean Tangkap Dua Pelaku Pencurian Sepeda Motor, Ini Kronologinya

"Jadi kami mengapresiasi pagelaran wayang yang bisa menjadi tontonan juga tuntunan untuk mendidik karakter anak-anak,” lanjutnya.

 Diakui, saat ini pementasan wayang sudah mulai jarang dilakukan karena alasan biaya.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB